Kendari (Antara Sultra) - Provinsi Sulawesi Tenggara mendapatkan alokasi bantuan dari pemerintah pusat untuk menanam jagung hibrida seluas 135 hektare.
"Luas lahan penanaman jagung tersebut tersebar proporsional di 17 kabupaten/kota di Sultra," kata kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Muhammad Nasir, di Kendari, Selasa.
Ia mengatakan lahan penanaman tersebut merupakan areal tanaman pangan ada di lahan tanaman perkebunan yang masih belum saling menutup kanopi atau daun.
"Daerah yang mendapat porsi terluas adalah Kabupaten Muna sekitar 30 ribu hektare, menyusul Kabupaten Konawe Selatan sekitar 20 ribu hektare," katanya.
Menurut Nasir, secara keseluruhan di Indonesia Kementerian Pertanian menargetkan penanaman jagung 3 juta hektare untuk tahun 2017 agar bisa menghentikan impor jagung.
"Sultra ingin menjadi bagian dari program pemerintah pusat yakni penghentian impor jagung tersebut tahun 2017 dengan melalui penanaman 135 hektare, dan pemerintah pusat yang menyiapkan benihnya" katanya.
Target produktivitas terendah adalah 5 ton pipilan kering per hektare, tetapi jika penanaman mendapatkan perlakuan yang baik seperti pemupukan yang tepat maka produksinya bisa berkisar 7 sampai 10 ton per hektare.
Sebagai dukungan pemerintah pusat kata Nasir, penanaman perdana jagung Hibrida bulan lalu di Kabupaten Konawe Utara, Sultra, dilakukan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
"Terkait pemasaran hasil produksi jagung petani sudah ada jaminan pemerintah melalui Perum Bulog yang akan membeli semua hasil produksi melalui harga yang ditentukan," katanya.