Kendari (Antara News) - Sarana penunjang pembinaan atlet olahraga yang dimiliki Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak memadai lagi karena usia konstruksi dibangun sekitar tahun 1980-an atau berusia lebih dari 30-an tahun.
Kadis Pemuda dan Olahraga Sultra Tasman Taewa di Kendari, Senin, mengatakan Gedung Olahraga Lakidende tidak layak digunakan karena lantai lapuk dan atap bocor-bocor.
Demikian halnya dengan Stadion Lakidende yang sudah memprihatinkan karena atap dan kerangka tribun rusak berat. Dinding stadion pun sudah berusia puluhan tahun. "Sarana utama Gedung Olahraga dan Stadion Lakidende diperlukan perhatian serius dari pemerintah dan DPRD Sultra," kata Tasman.
Sedangkan sarana kolam renang yang juga berada di kompleks Lakidende kondisiNYA cukup memadai tetapi pengguna menurun. "Saat ini tumbuh kolam renang milik pelaku bisnis dengan fasilitas yang jauh lebih memadai sehingga pengguna bebas memilih mana yang terbaik menurut mereka," katanya.
Pelatih dayung nasional Sultra Juli Wahyudin mengatakan sarana latihan dan penampungan atlet dayung tidak layak. "Saya katakan tidak layak karena fisik bangunan sudah tua dan pada musim angin kencang atau hujan rawan kecelakaan," kata Juli Wahyudin, mantan pedayung spesialis rowing.
Ia mengharapkan perhatian serius pemerintah daerah dan DPRD membenahi sarana olahraga untuk melahirkan atlet berpestasi.
Ketua Komisi IV DPRD Sultra Yaudu Salam Ajo mengatakan sarana olahraga seperti stadion dan gedung olahraga sangat dibutuhkan untuk menunjang pembinaan atlet. "Benar bahwa stadion Lakidende yang ada sekarang sudah tidak layak sehingga pemerintah harus memporgramkan pembangunan sarana yang lebih lengkap," kata Yaudu, politisi PKS.