Kendari (Antara News) - Para pelaku koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sulawesi Tenggara (Sultra) dibekali pelatihan manajemen keuangan dan akuntansi menghadapi era pasar tunggal ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pelatihan Manajemen Keuangan dan Akuntansi bagi KUMKM dilaksanakan di Kendari, Kamis, dan diikuti oleh ratusan para pelaku koperasi dan UMKM di Kendari, Sultra, dan sekitarnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sultra Laode Andi Pili mengajak para pelaku KUMKM di wilayahnya agar memanfaatkan peluang melalui pelatihan tersebut.
"Manajemen keuangan dan akuntansi yang baik menjadi kunci sukses agar KUMKM Sultra semakin maju," kata Laode Andi Pili.
Ia mengatakan Sultra dengan 17 kabupaten dan kota di dalamnya memiliki 3.905 koperasi. Namun yang aktif mengembangkan usaha koperasi secara kontinyu hanya 3.304 koperasi.
Sisanya sebanyak 601 unit sedang dalam tahap evaluasi karena tidak aktif dan tidak lagi menyelenggarakan rapat anggota tahunan (RAT).
Pelatihan itu sekaligus menjadi ajang sosialisasi bagi pelaksanaan program magang wirausaha Tahun 2015 di provinsi tersebut.
Pada kesempatan itu juga dihadirkan para peserta magang wirausaha yang ditempatkan di KUKM-KUKM terpilih di wilayah itu.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS pada kesempatan yang sama mengatakan pihaknya mengembangkan program yang diarahkan untuk menumbuhkan wirausaha baru, menumbuhkembangkan koperasi, hingga meningkatkan kapasitas para pelaku koperasi dan UKM agar bisa naik kelas usaha.
Prakoso mengatakan pihaknya melakukan sejumlah langkah untuk memastikan kesiapan koperasi dan UMKM dalam menghadapi persaingan di era MEA termasuk mereka yang berada di Indonesia Timur meliputi Sultra.
Ia meyakini semakin banyak wirausaha baru tangguh yang terus meningkat kapasitas dan kompetensinya dalam berwirausaha maka Indonesia akan mampu memenangkan dan memanfaatkan peluang pasar tunggal ASEAN.
"Tahun ini kami memasyarakatkan, melatih, dan mendampingi sebanyak 8.065 orang untuk memulai wirausahanya," kata Prakoso.
Salah satu program yang juga menjadi andalannya yakni magang wirausaha di UKM-UKM terbaik.
Selain itu, pemberian dana rintisan bagi start up atau wirausaha pemula maksimal Rp25 juta percalon wirausaha melalui seleksi proposal wirausaha.
Pihaknya juga mengalokasikan dana dekonsentrasi pendidikan ke daerah-daerah untuk pelaksanaan program-program pelatihan dan pendampingan KUKM di berbagai provinsi di Tanah Air.