Baubau (Antara News) - PT Angkutan Sungai dan Danau Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau merencanakan untuk mengalihkan jalur pengoperasian feri yang selama ini melalui Dermaga Baubau-Waara, akan pindah jalur ke Dermaga Baubau-Tolandona, mulai 25 Agustus 2015.
"Peralihan jalur feri tersebut karena saat ini kondisi pelabuhan Waara masih dalam perbaikan, yang diperkirakan selesai hingga tahun 2016," ujar Manager Usaha PT ASDP (Persero) Cabang Baubau, Marsadik saat menggelar sosialisasi kepada pengguna jasa dan pegiat lembaga swadaya masyarakat di Kantor PT ASDP Baubau, Kamis.
Ia minta masyarakat pengguna jasa kapal ASDP tersebut dapat mengerti dan mengetahui rencana tersebut, sebab pelabuhan Waara saat ini belum bisa disandari feri karena kondisi air laut di perairan pelabuhan itu terlalu dangkal.
"Awalnya pihak ASDP mencari alternatif dengan melakukan operesi kapal pada malam hari, namun karena resiko keselamatan penumpang, sehingga alternatif ini sulit dilakukan, apalagi pengoperasian kapal pada malam hari harus menysesuaikan dengan kondisi air laut pasang yang terjadi pada malamdini hari, dan kondisi ini juga mengganggu jarak pandang nakhoda kapal," ujarnya.
Menurut dia, perjalanan feri rute Kota Baubau-Tolandona, Kabupaten Buton Tengah, membutuhkan waktu jarak tempuh sekitar satu jam dibanding rute sebelumnya, Kota Baubau-Waara (Buton Tengah) hanya sekitar 15 menit.
"Waktu tempuh itu berbeda karena jarak Baubau-Tolandona sekitar tujuh mil laut, sedangkan Baubau-Waara hanya sekitar dua mil laut. Oleh karena itu, atas perbedaa jarak tempuh itu, kami juga menaikan tarif tiket sebesar 30 persen," ujarnya.
Ia berharap kepada masyarakat pengguna jasa agar dapat memahami kondisi tersebutk karena hal ini dilakukan semata-mata untuk keselamatan yang harus diutamakan dari pelayanan.
"Kami juga harap agar masyarakat menegur karyawan ASDP yang bertugas di pelabuhan jika tidak santun dalam memberikan pelayanan, sebab kritikan dan masukan dari masyarakat sangat penting untuk pembehanan pelayanan ASDP ke depan," ujarnya.
Pada kesempatan pertemuan tersebut, salah seroang perwakilan pengguna jasa feri itu menyampaikan keluhkan masalah keamanan yang dialami di sekitar pelabuhan Tolandona seperti ketidaknyamanan adanya pungutan dari yang diduga dari preman.
Ia berharap agar pihak ASDP dapat memperhatikan keamanan wilayah dermaga feri dan rute perjalanan ke dermaga pelabuhan dengan melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Buton tengah dan aparat keamanan.
"Kami juga harapkan agar pihak ASDP berkoordinasi dengan pihak pemerintah setempat karena selain faktor keamanan, masyarakat juga terganngu dengan kondisi jalan raya di di wilayah itu karena dipenuhi material tanah timbunan yang dapat membahayakan pengendara dan penumpang, saat naik atau setelah turun dari kapal untuk berkendara menuju ibu kota Kabupaten Buton Tengah," ujarnya.