Kendari (Antara News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), berharap Marine Resources Program (MRP) atau program sumber daya kelautan dari US Agency for Internasional Development (USAID) di Sultra bisa berkelanjutan.
Sekretaris Daerah Sultra, Lukman Abunawas, pada acara Celebrating 5 Years of Parnertship Between USAID and MMF, di Kendari, Selasa, mengatakan, 80 persen wilayah Sultra adalah laut sehingga sumber daya kelautan dan perikanan di daerah itu melimpah.
"Kami berharap kerjasama seperti ini akan terus terjalin di masa yang akan datang. Dan tidak hanya di lima kabupaten/kota ini saja, tapi bisa menyebar ke daerah-daerah lainnya sesuai dengan potensi kelautan dan perikanan masing-masing daerah," katanya.
Sasaran program MRP USAID di Sultra terdapat pada lima kabupaten atau kota yang terdiri dari Kota Kendari, Kota Baubau, Kabupaten Muna, Kabupaten Wakatobi dan Konawe Selatan.
Program MRP USAID di Sultra yang telah berjalan selama tiga tahun dinyatakan berakhir secara resmi pada awal Februari 2015.
MRP adalah hibah dari USAID untuk mendukung kebijakan pemerintah Indonesia mengelola sumber daya kelautan yang berkelanjutan, termasuk edukasi dan mitigasi perubahan iklim di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Marine Protected Areas Governance (MPAG) dan Indonesia Marine and Climate Supprot (IMACS) berada di bawah proyek MRP yang mengimplementasikan rencana kerja dengan melibatkan empat Universitas lokal, 16 mahasiswa pascasarjana, lima LSM sebagai pelaksana proyek MPAG, 42 mitra penerima hibah IMACS, 50 desa pesisir diseluruh wilayah pesisir Sultra.
Program kerja yang ada di MRP-USAID sesuai dengan undang undang kelautan no.1/2014 yang baru saja disahkan, khususnya mengenai pengelolaan sumber daya laut yang berada yang berada dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan secara konfrehensif dan efektif.