Kendari (Antara News) - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tenggara, mendeteksi adanya 60 titik api di dalam kawasan hutan di wilayah Provinsi Sultra sejak kemarau panjang melanda wilayah provinsi tersebut.
"Kemarau panjang yang melanda wilayah Sultra dalam tiga bulan terakhir, telah memunculkan puluhan titik api di sejumlah kawasan hutan di daerah ini," kata Direktur Eksekutif Walhi Sultra, Kisran Makati di Kendari, Sabtu.
Jika masyarakat tidak ekstra hati-hati menjaga dan mengamankan kawasan hutan, kata dia, maka titik-titik api tersebut bisa menimbulkan kebaran hutan yang hebat.
"Beberapa titik api yang muncul akibat kemarau panjang tersebut telah menimbulkan kebakaran hutan lindung di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana dan Kabupaten Kolaka Timur," katanya.
Menurut dia, ribuan hektar hutan lindung di wilayah tiga kabupaten di Sultra tersebut habis terbakar.
Selain membakar kawasan hutan katanya, kebakaran di kawasan TNRAW itu juga melalap padang savana yang dulu dihuni puluhan ribu ekor satwa liar jenis rusa dan anoa.
"Kebakaran hutan di tiga wilayah kabupaten itu, telah menambah luas kawasan hutan yang mengalami kerusakan di wilayah Sultra," katanya.
Menurut dia, luas kawasan hutan di wilayah Sultra di tahun 2007 lalu, masih tercatat 2,6 juta hektar lebih.
Tahun 2011 lalu, luas kawasan hutan di Sultra tersisa 2,3 juta hektar lebih.
Bahkan ujarnya, sepanjang tahun 2012 lalu, kawasan hutan yang mengalami kerusakan dilaporkan seluas 102 ribu hektar lebih.
"Kerusakan hutan seluas itu disebabkan oleh sejumlah perusahaan tambang yang beoperasi di tahun 2012," katanya.