Kendari (Antara News) - Inflasi di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara tinggi karena distribusi barang dan jasa dari berbagai daerah produsen terhambat akibat cuaca buruk.
"Pada kondisi cuaca buruk melanda wilayah perairan laut Sultra, distribusi barang yang menjadi kebutuhan masyarakat di kota tersebut terhambat, sehingga menyebabkan kelangkaan berbagai jenis kebutuhan," kata Sekretaris Daerah Kota Baubau, Muhammad Judul di Kendari, Jum`at.
Menurut dia, hampir seluruh kebutuhan masyarakat Kota Baubau, mulai dari bahan bangunan maupun kebutuhan pokok didatangkan dari luar wilayah kota Baubau, terutama dari Makassar, Sulawesi Selatan dan Surabaya, Jawa Timur.
Pada kondisi perairan laut Sultra dilanda cuaca buruk kata dia, barang berbagai jenis kebutuhan tersebut tidak bisa masuk kota Baubau.
"Akibatnya, harga berbagai kebutuhan masyarakat, yakni kebutuhan pokok seperti terlur ayam, beras, sayur-mayur maupun bahan bangunan cukup tinggi," katanya.
Ia memberi contoh harga telur ayam di kota dan kabupaten lain di Sultra satu rak (30 butir) seharga Rp35.000 sampai Rp37.000, di kota Baubau mencapai Rp42.000 hingga Rp45.000.
Demikian pula dengan bahan bangunan seperti batu bata di daerah lain paling tinggi Rp500.000 per kubik, di kota Baubau mencapai Rp800.000 per kubik.
Sedangkan semen kata dia, di kota dan kabupaten lain di Sultra hanya Rp70.000 di kota Baubau mencapai Rp90.000 per zak.
"Bahkan pada kondisi tertentu, harga semen bisa mencapai Rp110.000 per zak," katanya.