Manado (Antara News) - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Sinyo Harry Sarundajang meminta segenap masyarakat yang memiliki hak pilih, termasuk warga gereja di daerah tersebut jangan menjadi golput pada pemilihan presiden dan wakil presiden 9 Juli 2014.
Permintaan Gubernur Sarundajang itu disampaikan ketika meresmikan Gedung Pastori Sidang Anugerah Tonsewer Tompaso, Kabupaten Minahasa (15/6), Senin.
Peresmian pastori itu dibarengi ibadah pentabisan dipimpin gembala Joppy Laloan MTh dihadiri Ny Deetje Sarundajang Laoh Tambuwun, anggota DPR RI Vanda Sarundajang SS MSi, Ketua Pucuk Pimpinan Keraparan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Tedius Batasina, jemaat KGPM,
Sarundajang mengatakan, warga gereja juga adalah warganegara memiliki kewajiban menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden mandatang dengan menggunakan hak politiknya.
Gubernur Sarundajang juga mengatakan, warga gereja harus memikirkan bagaimana fasilitas untuk kebaktian, pelayanan dan persekutuan termasuk pastori untuk ditinggali oleh para pendeta atau gembala, karena pelayanan akan berjalan lebih lancar ketika sarana dan prasarana menunjang tersedia.
Karena itu pembangunan pastori yang cukup representatif ini adalah merupakan bagian dari tanggung jawab jemaat terhadap pelayanan berkualitas.
Gubernur mengajak jemaat yang sebagian pekerjaannya sebagai petani untuk menggunakan teknologi moderen dalam bertani agar diperoleh hasil maksimal, agar para petani menjadi petani sejahtera, mampu mengakses fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan serta mengajak warga jemaat agar tidak melupakan pendidikan anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.
Sementara itu, Ketua Pucuk Pimpinan KGPM Tedius Batasina, STh menyatakan rasa bangganya kepada warga jemaat KGPM Anugerah Tonsewer yang telah mampu membangun gedung gereja dan gedung pastori.
Namun dia mengingatkan bahwa salah satu tantangan terbesar warga gereja saat ini adalah bagaimana agar gedung gereja yang sudah dibangun akan dipenuhi oleh seluruh warga gereja, karena dalam kenyataan banyak gedung gereja sudah dibangun dengan megah namun tidak diiringi dengan pertumbuhan iman jemaat.
Sebelumnya menurut laporan Ketua Panitia Pembangunan Johny Sepang, ST, gedung pastori ini terdiri dari dua lantai dengan luas lantai bawah 80 meter persegi dan lantai atas sekitar 38 meter persegi dengan total biaya sekitar Rp400 juta, ujarnya.