Kendari, (Antara News) - Pemerintah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menanam investasi sekitar Rp100 miliar untuk membangun Pasar Sentral di kota lama.
Walikota Kendari Asrun di Kendari, Senin, mengatakan dana pembangunan pasar berlantai tiga bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Pemerintah Kota Kendari tidak melibatkan investor membangun pasar berkapasitas sekitar 1.000 unit kios setelah mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat," kata Asrun.
Karena keterbatasan anggaran maka pembangunan harus direalisasikan secara bertahap selama tiga tahun disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah.
Pasar Sentral di kota lama masih prospek karena konsumen yang berbelanja bukan hanya warga Kota Kendari tetapi penumpang kapal asal Kabupaten Morowali, Pulau Banggai dan Pulau Menui (Sulawesi Tengah).
Juga penumpang atau petani atau pedagang pengecer dari Ereke di Kabupaten Buton Utara, Wangi Wangi di Kabupaten Wakatobi dan Wawonii di Kabupaten Konawe Kepulauan.
Pemerintah Kota Kendari tidak melibatkan pihak ketiga (investor) karena tidak menguntungkan daerah sebagai pemilik lahan.
"Pola kemitraan dalam membiayai pembangunan pasar di suatu daerah lazim dilakukan sepanjang saling menguntungkan," katanya.
Walikota mencontohkan Mall Mandonga yang dibangun secara penuh oleh pihak ketiga dengan kontrak selama 25 tahun tidak memberi pemasukan yang signifikan bagi daerah ini.
"Saat kontrak 25 tahun selesai fisik bangunan Mall Mandonga sudah menjadi rongsokan atau tidak layak pakai karena konstruksi sudah tua," kata Asrun.
Sehingga, tidak salah kalau dikatakan bahwa selama 25 tahun pemerintah Kota Kendari tidak mendapat apa-apa dari investasi Mall Mandonga.
Selain berinvestasi membangun pasar sentral di kota lama yang akan diresmikan Januari 2014 juga pemerintah Kota Kendari sedang giat membangun Pasar Baru di Wua Wua.
"Pembangunan lantai satu Pasar Baru di Wua Wua sudah rampung dan dilanjutkan dengan pekerjaan lantai dua," kata Walikota Kendari.