Kendari (ANTARA News) - Total nilai ekspor komoditas dari Sulawesi Tenggara Mei 2012 turun 33,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 116,69 juta dolar AS menjadi 77,95 juta dolar AS.
Sementara volume ekspor pada periode sama tercatat 2.167,46 ribu ton, turun 51,32 persen dibanding ekspor April yang mencapai 4.452,85 ribu ton, kata Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara (Sultra) Wahyudin di Kendari, Selasa.
"Secara keseluruhan, total ekspor Sultra tahun 2012 mencapai 13.377,95 ton atau senilai 459,35 juta dolar AS," katanya.
Menurut Wahyudin, komoditas yang selama ini menjadi andalan Sultra antara lain macam-macam hasil laut, dengan tujuan eskpor terbesar pada benua Asia, Australia dan Eropa.
Ia menjelaskan, data statistik ekspor Sultra itu diperoleh dari dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB) dari Bea dan Cukai pusat yang kemudian dirilis ke kantor perwakilan yang ada di Sultra.
Adapun kelompok komoditi bijih logal, terak dan abu tercatat 2.159 ribu ton atau 99,61 persen dengan nilai 55,95 juta dolar AS, kemudian kelompok komoditi besi dan baja tercatat 4,43 ribu ton dengan nilai 21,51 juta dolar AS, sisanya dari kelompok komoditi ikan dan udang.
Tiga negara tujuan ekspor pada Mei 2012 yaitu China, Korea Selatan dan Hongkong. Ekspor terbesar masih di dominasi negara China tercatat 2.1223,98 ton atau 97,99 persen dengan nilai 54,85 juta dolar AS.
Kemudian negara Korea Selatan tercatat 4,43 ribu ton atau hanya 0,21 persen dari total ekspor dengan nilai hanya 21,51 juta dolar AS atau 27,59 persen dan sisanya dengan tujuan Hongkong.
Sementara nilai impor pada Mei 2012 tercatat 18,08 juta dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 67,20 persen dibanding impor Bulan April yang tercatat 55,12 juta dolar AS.
Sedangkan volume impor pada bulan yang sama, tercatat 15,41 ribu ton atau mengalami penurunan dibanding Bulan April sebesar 48,29 ribu ton.
"Adapun komoditas impor yang masuk itu masih didominasi kelompok bahan bakar mineral tercatat 15,24 ribu ton (98,91 persen) dengan nilai 17,36 juta dolar atau 96,02 persen dan sisanya dari kelompok komoditi kendaraan. Negara asal impor Sultra dari Singapura dan China," ujarnya. (ANT).