Kendari (ANTARA News) - Pemerintah Kota Kendari melibatkan pihak swasta untuk mengelola Teluk Kendari dalam upaya penyelamatan dari pendangkalan.
Wali Kota Kendari Asrun di Kendari, Kamis, mengatakan, penataan dan pemanfaatan Teluk Kendari yang terkendali tidak dapat dilakukan tanpa melibatkan semua pihak termasuk sektor swasta.
"Pihak swasta ini kami harapkan bisa berinvestasi dalam rangka mendorong tumbuhnya kawasan wisata di Teluk Kendari dan tumbuhnya pusat-pusat perekonomian masyarakat di kawasan itu," kata Asrun.
Ia mengatakan, pemerintah Kota Kendari memiliki keinginan besar untuk mengelola Teluk Kendari secara terkendali yang dimulai dari penyelamatan teluk dari pendangkalan dengan cara pengerukan teluk.
"Namun, anggaran dan belanja daerah (APBD) terbatas, sementara di sisi lain banyak sektor-sektor yang harus disikapi dan diperhatikan," katanya.
Menurutnya, saat ini sudah ada pihak swasta atau investor yakni PT Permata Kendari Metropolitan yang siap berinvestasi untuk mengelola Teluk Kendari yang dimulai dengan revitalisasi teluk.
"Pemerintah mengapresiasi investor ini yang berani menanamkan investasi awalnya mencapai Rp660 miliar untuk kegiatan revitalisasi Teluk Kendari yang akan melakukan reklamasi dan pengerukan Teluk Kendari," katanya.
Ia menjelaskan, investasi tersebut akan membantu percepatan dan mendorong terselenggaranya penataan, pemanfaatan kawasan Teluk Kendari sebagai salah satu obyek wisata di Kota Kendari khususnya dan Sulawesi Tenggara umumnya.
Asrun mengatakan, pendangkalan Teluk Kendari saat ini memprihatinkan, sehingga butuh penanganan segera, serius, dan terpadu dan berkelanjutan.
"Dulu waktu teluk masih terpelihara, jangankan ikan, warga bisa mengambil hasil laut apa saja di sana lantaran kondisinya masih bagus. Banyak jenis kerang bakau dan kepiting yang selalu dicari masyarakat untuk dikonsumsi," katanya.
Sekarang Teluk Kendari berubah fungsi, dari tempat mencari hasil laut oleh masyarakat menjadi tempat pembuangan sampah paling besar. "Jika melihat kondisi teluk sekarang kita akan prihatin karena telah mengalami pendangkalan yang parah," katanya. (ANT).