Kendari (ANTARA News) - Rektor Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari, Sulawesi Tenggara, Prof Dr Usman Rianse mengatakan bila dirinya diminta KPK untuk memberikan kesaksian terkait kasus proyek pembangunan fasiltas universitas, dirinya siap setiap saat.
"Bila memang saya diminta untuk memberikan kesaksian terkait kasus yang menyeret mantan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Angelina Sondakh, maka saya siap untuk memberikan keterangan sepanjang apa yang saya ketahui," katanya saat ditemui wartawan di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan, kasus proyek pembangunan fasilitas di sejumlah universitas di Tanah Air yang kini sudah ada beberapa pimpinan perguruan tinggi yang dimintai keterangkan oleh KPK, menurut Usman, tidak membuat dirinya harus takut apalagi gentar menghadapinya. Karena memang dirinya sama sekali tidak terlibat, apalagi mengetahi adanya proyek seperti itu.
Ia mengaku tidak pernah mengusulkan adanya proyek pengadaan peralatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di univeritas yang dipimpinnya.
"Memang pernah saya ditawari proyek pembangunan fasilitas MIPA, tetapi saya tolak dan memberi tanda bintang karena tidak sesuai dengan apa yang kami usulkan," katanya.
Sebab yang pernah diusulkan itu, hanya pada perbaikan dan penambahan peralatan beberapa fakultas yang memang masih membutuhkan bantuan seperti peralatan laboratorium fisika, kimia, fisip, fekon dan sarana di fakultas lainnya," katanya.
Menurut Rektor Unhalu, proyek pembangunan fasilitas di sejumlah universitas negeri yang digarap Kemendiknas yang kemudian menyerat beberapa tokoh politik di DPR RI itu, sama sekali tidak diketahui apalagi membawa nama dirinya sebagai pimpinan di perguruan tinggi negeri di Sultra.
Ia menambahkan bahwa sebagai warga negara yang baik dan taat aturan siap memberi keterangan bila memang dimintai untuk memberikan kesaksian atas kasus yang menyeret mantan anggota DPR-RI itu. (ANT).