Makassar, Sulsel (ANTARA News) - DPRD Makassar menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar lambat mengantisipasi kenaikan harga Sembilan Bahan Pokok yang sudah terlanjur di sejumlah pasar tradisional di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Salah satu sampel misalnya harga cabai ada kenaikan signifikan dari sebelumnya hingga mencapai Rp30 ribu lebih, begitu pula bawang merah dan putih. Ini berdampak langsung ke masyarakat ," kata Ketua Komisi C Bidang Perekonomian DPRD Makassar Irwan ST, Selasa.
Di sela pemantauan harga di Pasar Tradisional Terong, sebut dia, bukan hanya harga cabai yang mengalami peningkatan harga, tetapi Sembako juga ikut naik.
Meskipun Pemerintah menunda kenaikan Bahan Bakar Minyak enam bulan berjalan, kata dia, Pemkot Makassar mestinya segera bekerja bersama instasi terkait untuk segera melakukan penetrasi harga-harga di pasaran sehingga tidak membuat masyarakat panik.
"Mestinya Pemkot dan instansi terkait segera turun mengkondisikan harga, momentum ini pasti dimainkan para agen untuk menaikkan harga-harga sembako. BBM kan belum naik kenapa barang mesti naik," paparnya.
Senada, anggota lain Hasanuddin Leo mengemukakan, adanya permainan harga ditingkat pengecer pasti mengikuti harga yang di ajukan di tingkat agen.
"Otomatis harga yang di naikkan agen pasti juga dinaikkan pengecer, hukum ekonomi memang seperti itu. Makanya pemkot segara melakukan penertrasi harga di pasaran," paparnya.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Makassar Dedi Hermadi menyatakan, akan melakukan koordinasi serta berencana secara bertahap melakukan penetrasi harga salah satunya dengan mengelar Operasi Pasar (OP).
"Kita terus lakukan pengawasan di sejumlah pasar, kalau itu dikatakan ada peningkatan harga kita penetrasi kalau perlu kita lakukan operasi pasar untuk menekan harga," katanya.