Ambon, (ANTARA News) - Perum Bulog Devisi Regional (Divre) Maluku masih terus menggelar Operasi Pasar Khusus (OPK) dengan menjual beras di dua lokasi pasar tradisional di Ambon yakni pasar Mardika dan Nusaniwe.
"Kami tetap melakukan OPK di dua pasar itu dengan tujuan untuk menetralkan harga beras di pasaran, mengingat hingga saat ini harganya belum mengalami penurunan," kata Kabid Penyaluran, Divre Bulog Maluku, Tugio di Ambon, Jumat.
Tugio menjelaskan, beras yang digunakan untuk pelaksanaan OPK pihaknya menggunakan beras cadangan Pemerintah (BCP), dimana penjualannya atas persetujuan Pemerintah setempat yakni Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu yang sudah berlangsung sejak Juli 2011.
"Mudah-mudahan OP yang dilakukan rutin ini dapat mengendalikan harga beras di pasaran," ujarnya seraya mengakui, pihaknya tidak berhak untuk menurunkan harga beras medium yang dijual pedagang dengan harga tinggi.
"Kami hanya bisa mengendalikan harga beras jenis AA yang kualitasnya sama dengan beras Bulog," katanya.
Menurut dia, ada 14 toko di kota Ambon yang sudah melakukan kerjasama dengan Bulog Maluku untuk menjual beras OP dengan harga Rp6.500 per Kg.
Karena itu masyarakat dapat membelinya pada sejumlah toko di pasar Mardika maupun Nusaniwe dengan melihat label Bulog yang tertera pada karung (sak) berasnya.
Hasil pemantauan ANTARA di pasar Mardika dan pasar Nusaniwe, kota Ambon, Jumat, menunjukan, para pedagang masih tetap mempertahankan harga jual beras jenis antarpulau seperti Tawon dan Bulir Mas seharga Rp240.000 per sak (25 kg), eceran Rp10.000 per kilogram.
Sedangkan beras cap Tiga saudara Rp205.000 per sak, eceran Rp9.000 per kilogram, beras cap kelapa hijau Rp177.000 per sak, eceran Rp8.000 per kilogram.
Hamit, pedagang di pasar Nusaniwe, mengatakan, bertahannya harga beras antarpulau sudah berlangsung sejak awal bulan Oktober.
"Yang pasti kalau sampai terjadi perubahan harga jual itu berarti terjadi perubahan harga di tingkat distributor," katanya. (Ant)