Kendari (ANTARA News) - Para petani cabAI merah di Kabupaten Konawes Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan turunnya harga cabai pada tingkat pedagang pengumpul menjadi 10.000 per kilogram.
Wartawan ANTARA di Kendari, Minggu, melaporkan harga cabai pada tingkat pedagang pengumpul yang dijual di pasaran kini hanya berkisar antara Rp10.000-Rp11.000 per kilogram, padahal bulan lalu sempat mencapai angka antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram.
Salah seorang petani cabai di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sujono, mengatakan turunnya harga cabai merah maupun cabai keriting disebabkan membeludaknya stok di pasaran, sehingga menyebabkan produksi petani lokal di Sultra anjlok pada harga yang terendah.
"Selama sepekan terakhir ini, memang cukup banyak cabai yang masuk ke pasaran kota Kendari dan sekitarnya, sehingga otomatis berpengaruh pada harga jual di tingkat pengumpul," katanya.
Ia mengatakan, cabai merah besar maupun cabai keriting, umumnya dihasilkan para petani dari eks-lokasi unit pemukiman transmigrasi di Kabupaten Konawe Selatan maupun Kabupaten Konawe dan sebagian dari Bombana.
Menurut Sujono, dengan anjloknya harga cabai merah tersebut, menyebabkan kerugian yang besar yang dialami para petani yang harus menunggu sejak mulai tanam hingga masa panen selama 2-3 bulan terakhir.
Dengan turunnya harga itu, petani pasrah dan produk cabai terancam membusuk di batang akibat tidak terjual karena untuk memanen dan pemeliharaan membutuhkan dana yang cukup besar.
Hal senada diungkapkan Deden, pedagang pengumpul di Pasar Mandonga, Kendari. Ia mengatakan turunnya harga cabai dipicu banyaknya cabai yang didatangkan dari luar daerah, khususnya dari Sulawesi Selatan dan bahkan ada yang didatangkan dari Pulau Jawa.
"Kami tetap mengharapkan harga cabai pada tingkat petani kembali naik, apalagi menjelang masuknya Hari Raya Idul Adha pada awal November 2011 yang tentunya konsumen banyak yang membutuhkan.
Di Pasar Sentral Kota Lama dan Mandonga, stok cabai merah besar maupun cabai keriting tampak cukup banyak, bahkan pedagang sayur yang biasanya hanya menjual sayur dedaunan, juga tampak menjual cabai merah sebagai tambahan penghasilan meskipun harganya telah turun.
Menanggapui hal itu, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kota Kendari, Syam Alam, mengakui adanya beberapa komoditas pokok yang setiap hari dibutuhkan konsumen, khususnya komoditas sayuran itu, harganya menurun drastis selama sepekan terakhir.
Ia mengatakan, penurunan harga cabai itu di sisi lain menguntungkan bagi para konsumen, namun dip ihak lain merugikan bagi petani yang cukup lama menunggu hasil, namun setelah panen harganya turun sehingga biaya produksi yang dikeluarkan dengan apa yang ditunggu tidak setimpal yang diharapkan.
"Memang sudah menjadi mekanisme pasar, bila stok melimpah, maka tentu akan mempengaruhi turunnya harga ditingkat konsumen," katanya. (Ant).