Kendari (ANTARA News) - Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Indonesia, Kamis, melahirkan sebuah kesepakan keragaman budaya yang disebut dengan "Deklarasi Kendari" di Kendari, Sulawesi Tenggara.
"Deklarasi Kendari" ditandai penadatangan naskah antara Ketua ATL Indonesia, Pudentia dan Rektor Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari Prof DR Ir Usman Rianse.
Deklarasi melibatkan etnis yang mendiami bumi Sulawesi Tenggara (Sultra), baik etnis lokal maupun etnis dari luar Sultra mulai dari Aceh sampai Papua yang ada di Sultra.
Deklarasi itu dilaksanakan dalam rangkaian pembukaan Workshop Internasional Cerebrating Dibersity (Perayaan Keragaman) yang dilaksanakan di Kendari.
Adapun etnis yang masuk dalam deklarasi itu diantaranya etnis Lokal Sultra yakni perwakilan etnis Tolaki, etnis Moronene, etnis Buton, etnis Muna, etnis Kalidupa, kemudian etnis dari luar Sultra yang mendiami Sultra seperti etnis Jawa, etnis Bugis, etnis Makassar, dan etnis Toraja.
Selain itu etnis Flores, etnis Lombok, etnis Banten, etnis Madura, etnis Sunda, etnis Bali, etnis Padang, etnis Batak, etnis Aceh, etnis Dayak, etnis Kutai, etnis Manado, etnis Bajo, etnis Ambon dan etnis Papua.
Ketua ATL Indonesia, Pudentia mengatakan, deklarasi ini salah satu tujuannya menyatukan berbagai etnis dalam satu bingkai kehidupan keragaman yang saling menghormati, membutuhkan serta menjadikan keragaman menjadi perekat kegidupan sosial budaya.
"Selain itu, kita inginkan agar kegiatan keragaman budaya yang kita lakukan setiap tahun tidak hanya berhenti dari hasil seminar budaya, tetapi ada aksi yangg kita lahirkan, salah satunya melahirkan deklarasi ini," katanya.
Sehinggaa kata Pudentia, berbagai etnis yang ada di daerah itu, bisa melanjutkan kegiatan keragaman budaya itu dalam berbagai ivent atau kegiatan sosial.
Dokumen Deklarasi Kendari itu katanya, kemudian diserahkan kepada UNESKO PBB melalui perwakilannya yang hadir dalam kegiatan itu, sebagai salah satu warisan keragaman budaya Indonesia.
"Kita ingin menunjukan kepada dunia dan memberikan pesan kepada dunia, bahwa melalui keragaman budaya yang ada maka bisa menciptakan keharmonisan hidup dalam mengarungi kehidupan ini," katanya.
Melalui Deklarasi Kendari ini, kata Pudentia, maka bisa menjadi tameng terjadinya konflik yang mengarah kepada etnis di daerah ini. Dengan menanamkan budaya bahwa kita adalah satu Indonesia. (Ant).