Kendari (ANTARA) - Wali Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, La Ode Ahmad Monianse berharap pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di kota itu mampu berkolaborasi membentuk koperasi sehat dan mandiri yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan anggotanya.
Pernyataan itu disampaikan Walikota Baubau, yang dirilis humas Kominfo yang diterima, Kamis, dalam acara pelatihan Perkoperasian bagi Koperasi yang wilayah keanggotaannya dalam Daerah Kabupaten/Kota, dan pelatihan diversifikasi pengolahan produk berbahan baku jambu mete di Baubau.
Ia mengatakan, dukungan UKM yang harus berkolaborasi membentuk koperasi di berbagai tempat juga merupakan implementasi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kota Baubau tahun 2018-2023. Di mana, dalam RPJMD tersebut telah mengamanatkan bahwa untuk terwujudnya Baubau sebagai Kota Populer, yang harus dijabarkan dalam kegiatan peningkatan perekonomian masyarakat.
"Sejak dahulu Baubau telah dikenal dalam bingkai kerajaan dan Kesultanan Buton, dengan letaknya yang sangat strategis dan segala potensi kekayaan alamnya. jambu mete sebagai salah satu potensi unggulan dan komoditas alam Kota Baubau telah mengalami stagnan dan cenderung mengalami penurunan produksi, bahkan hanya dijual ke daerah lain sebagai bahan mentah," ujar Wali Kota Baubau.
Ia mengungkapkan, koperasi yang diharapkan sebagai wadah organisasi perekonomian bagi para pelaku UKM, keberadaannya di Kota Baubau belum dapat menunjukkan perannya secara maksimal.
"Jumlah koperasi yang ada di Kota Baubau hingga saat ini mencapai 262 koperasi, namun jumlah yang aktif hanya sekitar 76 koperasi," tuturnya.
Dengan kondisi yang saat ini sedang berada dalam ancaman resesi ekonomi, daya beli masyarakat menurun, tingkat pengangguran tinggi dan banyak pelaku usaha merumahkan karyawannya bahkan berhenti beroperasi, maka koperasi dan para pelaku UKM di Baubau harus dapat beradaptasi dan berbenah.
"Pemerintah Kota Baubau akan terus memberikan dukungan yang terarah dan terukur, sebagai wujud dari komitmen untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan Walikota Baubau, yang dirilis humas Kominfo yang diterima, Kamis, dalam acara pelatihan Perkoperasian bagi Koperasi yang wilayah keanggotaannya dalam Daerah Kabupaten/Kota, dan pelatihan diversifikasi pengolahan produk berbahan baku jambu mete di Baubau.
Ia mengatakan, dukungan UKM yang harus berkolaborasi membentuk koperasi di berbagai tempat juga merupakan implementasi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kota Baubau tahun 2018-2023. Di mana, dalam RPJMD tersebut telah mengamanatkan bahwa untuk terwujudnya Baubau sebagai Kota Populer, yang harus dijabarkan dalam kegiatan peningkatan perekonomian masyarakat.
"Sejak dahulu Baubau telah dikenal dalam bingkai kerajaan dan Kesultanan Buton, dengan letaknya yang sangat strategis dan segala potensi kekayaan alamnya. jambu mete sebagai salah satu potensi unggulan dan komoditas alam Kota Baubau telah mengalami stagnan dan cenderung mengalami penurunan produksi, bahkan hanya dijual ke daerah lain sebagai bahan mentah," ujar Wali Kota Baubau.
Ia mengungkapkan, koperasi yang diharapkan sebagai wadah organisasi perekonomian bagi para pelaku UKM, keberadaannya di Kota Baubau belum dapat menunjukkan perannya secara maksimal.
"Jumlah koperasi yang ada di Kota Baubau hingga saat ini mencapai 262 koperasi, namun jumlah yang aktif hanya sekitar 76 koperasi," tuturnya.
Dengan kondisi yang saat ini sedang berada dalam ancaman resesi ekonomi, daya beli masyarakat menurun, tingkat pengangguran tinggi dan banyak pelaku usaha merumahkan karyawannya bahkan berhenti beroperasi, maka koperasi dan para pelaku UKM di Baubau harus dapat beradaptasi dan berbenah.
"Pemerintah Kota Baubau akan terus memberikan dukungan yang terarah dan terukur, sebagai wujud dari komitmen untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," ujarnya.