Baubau (ANTARA) - Wali Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Dr AS Tamrin melepas ribuan bibit ikan nila di aliran kali daerah itu sebagai upaya mengawali gerakan cinta lingkungan guna menumbuhkan semangat pelestarian alam di masyarakat.

"Harapannya kita dengan gerakan pelepasan benih ikan ini masyarakat bisa lebih terdorong untuk bersama-sama menjaga dan melastarikan sungai ini sebagai habitat ikan untuk berkembang biak," ujar Wali Kota Baubau, usai melepas bibit ikan di dua anak kali deerah itu yakni kali Bontu-bontu di Kelurahan Kadolokatapi Kecamatan Wolio dan kali Kabauria Kelurahan Kaisabu Baru Kecamatan Sorawolio, Senin.

Pada penebaran bibit ikan tersebut, Wali Kota Baubau bersama Ketua DPRD H Zahari, Kapolres AKBP Zainal Rio Chandra Tangkari, Sekda Baubau Roni Muhtar dan sejumlah pejabat lingkup Pemkot daerah itu berjalan kaki ke dalam hutan sejauh kurang lebih satu kilo meter dengan kondisi jalan yang berlumpur hingga tiba di lokasi tujuan.

"Ini juga sebetulnya sebuah keprihatinan saya, karena seingat saya waktu kecil banyak ikan dan udang di kali ini. Bahkan dulu kalau kita buka batu di kali ini sudah muncul ikan dan udang, tapi sekarang sudah tidak ada, saya sedih sekali," ucap AS Tamrin. Wali Kota Baubau, Dr AS Tamrin melepas bibit ikan nila di kali daerah itu, Senin. (foto Antara/Yusran)

Pelepasan benih ikan jenis nila itu, kata dia, merupakan gerakan spontanitas secara tulus yang kemudian diharapkan kelanjutannya berimbas kepada masyarakat untuk menjaga dengan tidak melakukan peracunan, mempotas ataupun dengan cara menyetrum guna mengambilnya.

"Kita harus membiarkan ikan-ikan ini hidup di alam habitatnya, jangan kita racun, jangan kita potas, dan jangan kita strum. Kasihan anak cucu kita sudah tidak lagi melihat ikan di kali ini, karena dulu orang menangkap ikan dengan cara ilegal," ujarnya.

Di aliran anak sungai yang menjadi pembatas wilayah sejumlah kelurahan di daerah itu, menurutnya, cukup banyak berbagai ikan bekembang biak dan hidup di kali tersebut, hanya perkembangan banyak tangan-tangan jahil yang melakukan penangkapan dengan cara-cara yang tidak terpuji.

"Boleh dipancing atau dijaring. Biarkan ikan ini hidup dihabitatnya, jangan kita hancurkan secara ilegal, diracun, dipotas ataupun disetrum. Kewajiban kita semua menjaga alam, karena alam ini kita disediakan oleh Tuhan untuk merawatnya," imbaunya, dengan menambahkan ada unsur alam diciptakan Tuhan untuk manusia yakni air, tanah, angin, dan api yang semuanya cuma-cuma digunakan manusia.

Menurutnya, air, tanah dan lainnya yang merupakan ciptaan tuhan adalah karunia yang untuk dinikmati tetapi dengan cara yang baik atau dengan tidak mengeksploitasi secara berlebihan.

Hindari perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum seperti illegal logging, fishing,  karena dapat merusak lingkungan dan bisa berdampak pada banyak orang.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024