Kendari (ANTARA) - Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengkampanyekan penggunaan masker kain guna mengantisipasi kelangkaan masker medis seperti masker N95 dan masker bedah saat pandemi virus corona (COVID-19).

Ketua PD IAI Sultra dr Harmawati di Kendari, Kamis, mengatakan penggunaan masker kain cukup baik untuk melindungi atau memproteksi diri dari virus, sehingga masyarakat diharapkan tidak lagi mencari masker medis.

"Kita minta masyarakat cukup pakai masker kain saja karena hanya untuk melindungi diri dan orang lain, tidak usah cari masker pabrik (masker medis). Kasih kesempatan bagi tenaga medis, dokter, perawat dan apoteker di rumah sakit yang menggunakan itu karena dia kan berhadapan langsung dengan orang yang sakit (pasien)," kata Harmawati.

Ia juga mengimbau semua apotek di Sultra agar memasang spanduk edukasi kampanye pencegahan virus corona di apotek masing-masing, sesuai dengan imbauan yang dianjurkan pemerintah, baik itu cara pencegahan maupun ajakan menerapkan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Ketua PD IAI Sultra, dr. Harmawati saat membagikan masker kepada pedagang di Pasar Panjang Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (2/4/2020). (ANTARA/Harianto)

Sementara itu, Wakil Ketua PD IAI Sultra, Gunawan menjelaskan jenis masker ada dua yakni masker medis dan non medis. Perbedaan keduanya, kata dia, adalah kemampuan memfilter.

"Bedanya masker medis dan nonmedis adalah kemampuan untuk memfilter virus. Masker kain tidak punya kemampuan untuk memfilter tetapi bisa memproteksi kita, kenapa? karena masker kain ini dia berfungsi untuk menahan dorplet. Virus corona penyebarannya itu dia bukan menyebar lewat udara tetapi dia menyebarnya lewat orang batuk, orang bersin, muncul dorpletnya, nah itu yang akan ditahan oleh masker kain, tapi dia tidak mampu untuk memfilter," jelasnya.

Sehingga untuk masyarakat umum, kata dia, pihaknya dengan kuat menyarankan agar masyarakat cukup menggunakan masker kain dan tidak lagi mencari masker medis. "Karena masker medis kita akan alokasikan untuk rumah sakit," ungkapnya.

Salah satu manfaat menggunakan masker kain adalah, lanjutnya, masker tersebut dapat dicuci dengan menggunakan detergen dan bisa digunakan kembali.

"Supaya bisa dipakai lagi rendam dengan air hangat 40-45 derajat celcius lalu dicuci dengan detergen, kenapa? karena setahu kami virus corona dia hancur dengan detergen. Sebaiknya tiga jam sekali diganti dan tidak perlu dipasang terus-terusan itu dipakainya kan ketika kita bertemu seseorang, kita berkumpul dalam satu ruangan tertutup, baru kita menggunakan masker," tuturnya.

Selain itu, Manager Bisnis UB Kendari PT Kimia Farma Apotek ini juga mengungkapkan bahwa pentingnya masyarakat diedukasi agar menggunakan masker kain demi mengantisipasi kelangkaan masker medis di wilayah Sultra.

"Salah satu alasan kenapa kita mengkampanyekan penggunaan masker kain ini adalah kita estimasikan bahwa dalam du bulan kedepan masker medis tetap masih akan kesulitan. Dua bulan ke depan itu masih akan sulit sehingga masyarakat tetap terprotect kita kampanyekan bahwa penggunaan masker kain juga bisa digunakan. Kalau ada masyarakat yang mencari masker medis bisa di split ke masker kain karena ini bisa memproteksi, agar masker medis tersedia cukup untuk tenaga kesehatan di rumah sakit," tutupnya.

Sebelumnya, PD IAI Sultra telah membagikan 1.000 masker kain secara gratis kepada pedang di empat titik pasar di Kota Kendari, yakni di Pasar di Pasar Panjang, Pasar Mandonga, Pasar Anduonohu dan Pasar Sentral Kota. Hal itu sebagai upaya yang dilakukan pihaknya dalam mengajak masyarakat agar mau menggunakan masker kain.
 

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024