Kendari (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyatakan bahwa kondisi musim hujan saat ini menyebabkan sumber air baku keruh sehingga penggunaan penjernih air bertambah.

Direktur PDAM Kendari, Damin, di Kendari, Minggu, mengatakan penggunaan penjernih air atau batu tawas saat ini mencapai 1,2 ton per hari.

"Volume penggunaan batu tawas saat ini meningkat karena tingkat kekeruhan air bertambah. Selumnya kami gunakan batu tawas 800 kilogram per hari, sekarang bertambah menjadi 1,2 ton perhari," katanya.

Disebutkan, PDAM Kendari memiliki beberapa sumber air baku yakni Sungai Pohara, Sungai Wanggu, Anggoeya, Matabondu.

Dikatakan, dari beberapa sumber air baku PDAM Kendari, yang paling tinggi tingkat kekeruhannya adalah Sungai Pohara.

Pada musim hujan seperti saat ini kata Damin, tingkat kekeruhan air baku di Sungai Pohara saat ini mencapai 445 nephelometric turbidity units (NTU).

Tetapi setelah dilakukan pengolahan penjernihan, maka tingkat kekeruhan dari 455 NTU turun menjadi 2,3 NTU.

"Jadi tingkat kekeruhan yang disalurkan ke masyarakat setelah pengolahan adalah 2,3 NTU atau masih standar layak konsumsi.Karena standarnya untuk layak konsumsi adalah dibawah lima NTU," katanya.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024