Baubau (Antaranews Sultra) -Wali Kota Baubau Dr A.S. Tamrin mengatakan tokoh-tokoh agama di masyarakat memiliki penting karena dapat mencairkan komunikasi apabila terjadi konflik terkait dengan isu-isu suku, agama, ras, dan antargolongn (SARA).
"Ini bagus karena forum ini sangat berperan penting dalam menyelesaikan ketika ada yang menyeret-nyeret konflik yang melibatkan agama," ujar dia usai membuka Rapat Pembentukan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Baubau periode 2019-2024 di salah satu hotel di Baubau, Senin.
Terbentuknya pengurus forum itu dengan keterwakilan dari mereka, menurut dia, akan dapat menjadi suatu wadah dalam penyelesaian suatu pertikaian ketika terjadi ketidakharmonisan di antara sesama.
"Saya mengapresiasi dan menyambut baik kepengurusan ini. Ini akan dapat lebih terorganisir dan terkendali," ujar wali kota setempat dua periode itu.
Menurut dia, hingga saat ini Baubau dalam kondisi aman-aman saja dari isu SARA.
Akan tetapi, kata dia, kerentanan terjadinya konflik harus tetap diantisipasi.
Apalagi, katanya, dalam menghadapi tahun-tahun politik yang dapat menggunakan agama sebagai isu-isu yang bisa mengakibatkan terjadinya konflik.
"Dari zaman Orde Baru isu SARA tidak boleh menyeret-nyeret konflik yang melibatkan agama. Kalau ada yang nakal mungkin individunya atau perorangan. ?Sebagaimana orang suku A ada yang bagus dan ada yang kurang bagus, tapi intinya adalah moralnya," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mempertajam ketika terjadi suatu konflik.
Hidup rukun dan damai dalam bermasyarakat, katanya, memberikan hikmah yang baik.
Pembentukan FKUB didasari Peraturan Bersama Mendagri dan Menteri Agama Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama.
"FKUB ini dibentuk sejak tahun 2011. Jadi forum ini bagaimana saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam pencegahan hal-hal SARA," kata Kepala Kesbangpol Baubau La Ode Maulana Gafur.
Pada kegiatan itu, antara lain hadir Kapolres Baubau AKBP Hadi Winarno, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Baubau, tokoh agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Buddha.
"Ini bagus karena forum ini sangat berperan penting dalam menyelesaikan ketika ada yang menyeret-nyeret konflik yang melibatkan agama," ujar dia usai membuka Rapat Pembentukan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Baubau periode 2019-2024 di salah satu hotel di Baubau, Senin.
Terbentuknya pengurus forum itu dengan keterwakilan dari mereka, menurut dia, akan dapat menjadi suatu wadah dalam penyelesaian suatu pertikaian ketika terjadi ketidakharmonisan di antara sesama.
"Saya mengapresiasi dan menyambut baik kepengurusan ini. Ini akan dapat lebih terorganisir dan terkendali," ujar wali kota setempat dua periode itu.
Menurut dia, hingga saat ini Baubau dalam kondisi aman-aman saja dari isu SARA.
Akan tetapi, kata dia, kerentanan terjadinya konflik harus tetap diantisipasi.
Apalagi, katanya, dalam menghadapi tahun-tahun politik yang dapat menggunakan agama sebagai isu-isu yang bisa mengakibatkan terjadinya konflik.
"Dari zaman Orde Baru isu SARA tidak boleh menyeret-nyeret konflik yang melibatkan agama. Kalau ada yang nakal mungkin individunya atau perorangan. ?Sebagaimana orang suku A ada yang bagus dan ada yang kurang bagus, tapi intinya adalah moralnya," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mempertajam ketika terjadi suatu konflik.
Hidup rukun dan damai dalam bermasyarakat, katanya, memberikan hikmah yang baik.
Pembentukan FKUB didasari Peraturan Bersama Mendagri dan Menteri Agama Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama.
"FKUB ini dibentuk sejak tahun 2011. Jadi forum ini bagaimana saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam pencegahan hal-hal SARA," kata Kepala Kesbangpol Baubau La Ode Maulana Gafur.
Pada kegiatan itu, antara lain hadir Kapolres Baubau AKBP Hadi Winarno, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Baubau, tokoh agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Buddha.