Baubau (Antaranews Sultra) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, terus memantau dan bersiaga selama 24 jam karena kondisi cuaca buruk yang melanda daerah itu.
"Saat ini kecepatan angin mencapai 30 Km/jam, sehingga berpotensi menimbulkan gelombang tinggi diperairan laut kita. Makanya antisipasinya kami untuk personel tetap 'stand by' 24 jam," ujar Kepala BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Kamis.
Informasi dari BMKG, kata dia, ketinggian gelombang diperairan laut daerah itu mencapai 1,5 hingga 2,5 meter. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk memperhatikan dan mewaspadai ketika hendak bepergian melalui moda transportasi laut.
"Kalau memang tidak memungkinkan untuk berlayar maka ditunda dulu keberangkatannya, jangan mencoba mencari resiko," imbau Muslimin yang juga Plt Kadis Dukcapil Baubau ini.
Termasuk kapal-kapal kecil yang beroperasi antarpulau terdekat, kata dia, harus berhati-hati pada situasi cuaca buruk, karena Baubau berada pada posisi langsung dari barat.
"Kita dalam mencegah dan mengantisipasi terjadinya musibah selalu menyampaikan secara langsung kepada pengguna jasa transportasi dan nakhoda kapal agar berhati-hati, jangan memaksakan diri berlayar apabila gelombang tinggi," ujarnya.
Selain transportasi laut, lanjut Muslimin, masyarakat juga harus mewaspadai ketika melintasi jalan-jalan yang berpotensi adanya pohon tumbang dan tanah longsor. Sebab dalam kondisi angin kencang disertai hujan sangat rawan terjadinya musibah tersebut.
"Kami juga sudah bekerjasama dengan pihak SAR melakukan patroli dan memantau jangan sampai ada masyarakat yang membutuhkan bantuan," katanya.
Adanya juga kapal-kapal rakyat yang biasanya berlabuh didermaga jembatan batu Kelurahan Wale yang kemudian bergeser ke perairan laut antara pulau Makasar-Waruruma dan Lowulowu, menurutnya, merupakan upaya antisipasi dan berlindung agar kapal mereka tidak rusak akibat terbentur dermaga dan tali kapal tidak putus.
"Saat ini kecepatan angin mencapai 30 Km/jam, sehingga berpotensi menimbulkan gelombang tinggi diperairan laut kita. Makanya antisipasinya kami untuk personel tetap 'stand by' 24 jam," ujar Kepala BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Kamis.
Informasi dari BMKG, kata dia, ketinggian gelombang diperairan laut daerah itu mencapai 1,5 hingga 2,5 meter. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk memperhatikan dan mewaspadai ketika hendak bepergian melalui moda transportasi laut.
"Kalau memang tidak memungkinkan untuk berlayar maka ditunda dulu keberangkatannya, jangan mencoba mencari resiko," imbau Muslimin yang juga Plt Kadis Dukcapil Baubau ini.
Termasuk kapal-kapal kecil yang beroperasi antarpulau terdekat, kata dia, harus berhati-hati pada situasi cuaca buruk, karena Baubau berada pada posisi langsung dari barat.
"Kita dalam mencegah dan mengantisipasi terjadinya musibah selalu menyampaikan secara langsung kepada pengguna jasa transportasi dan nakhoda kapal agar berhati-hati, jangan memaksakan diri berlayar apabila gelombang tinggi," ujarnya.
Selain transportasi laut, lanjut Muslimin, masyarakat juga harus mewaspadai ketika melintasi jalan-jalan yang berpotensi adanya pohon tumbang dan tanah longsor. Sebab dalam kondisi angin kencang disertai hujan sangat rawan terjadinya musibah tersebut.
"Kami juga sudah bekerjasama dengan pihak SAR melakukan patroli dan memantau jangan sampai ada masyarakat yang membutuhkan bantuan," katanya.
Adanya juga kapal-kapal rakyat yang biasanya berlabuh didermaga jembatan batu Kelurahan Wale yang kemudian bergeser ke perairan laut antara pulau Makasar-Waruruma dan Lowulowu, menurutnya, merupakan upaya antisipasi dan berlindung agar kapal mereka tidak rusak akibat terbentur dermaga dan tali kapal tidak putus.