Baubau (Antaranews Sultra) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengimbau warga daerah itu untuk mewaspadai bencana tanah longsor dan banjir pada musim penghujan.

"Kondisi cuaca sudah mulai pergantian musim. Prakiraan ?hujan deras dan angin kencang akan terjadi pada Desember sampai Januari 2019 karena sudah masuk musim barat," ujar Kepala BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Kamis.

Penetapan sejumlah wilayah yang rawan terjadi genangan air besar berdasarkan kejadian yang ada setiap tahun dalam pantauan, kata dia, di antaranya depan SMAN 2 Baubau, depan SMKN 1 Baubau, Kelurahan Tomba, Bukit Wolio Indah, Pasar Wameo dan beberapa titik di Kelurahan Bataraguru.

Sedangkan tiga lokasi rawan terjadi banjir akibat air dari gunung saat musim penghujan, kata dia, yakni Kelurahan Waliabuku, Liabuku dan Kelurahan Kadolokatapi, yang dimana penyebabnya wilayah itu tangkapannya sudah gundul.

"Jadi kalau terjadi hujan deras selama satu atau dua jam saja sudah banjir," katanya Muslimin yang juga mantan Camat Wolio ini.

Kemudian, untuk wilayah yang rawan terjadinya bencana tanah longsor dan pohon tumbang, lanjut dia, terdapat pada tiga lokasi, yakni daerah tirta rimba Kelurahan Waruruma, Km 10 Wakonti Kelurahan Kadolokatapi dan Kelurahan Waborobo. Termasuk di sekitar Benteng Sorawolio memiliki potensi longsor karena terdapat beberapa pemukiman ada yang kemiringan beberapa drajat.

"Oleh karena itu, kami imbau kepada pengguna transportasi agar berhati-hati diwilayah-wilayah itu kalau terjadi hujan deras, karena pohon tumbang dan tanah sering menutup badan jalan," ujarnya.

Dalam mengantisipasi dan mewaspadai musibah tersebut, kata Muslimin, pihaknya telah menyiapkan seluruh yang dimiliki termasuk menyiagakan 46 orang Satuan Tugas (Satgas) yang akan disebar saat musim hujan.

Baca juga: Nelayan diminta waspadai gelombang dan angin kencang

"Jadi kalau hujan turun satu atau dua jam kami sudah harus bergerak, karena kalau dalam waktu tersebut hujan tidak berhenti akan rawan terjadi banjir dan genangan air besar," katanya.

Di samping itu, kepada nelayan tradisional dan pengguan jasa transportasi laut antarpulau juga untuk berhati-hati. Bahkan kalau memang untuk tidak berlayar sebaiknya jangan dipaksanakan, karena gelombang laut diperairan daerah itu cukup tinggi diatas 2,5 meter.

"Kami tetap informasikan melalui SMS fasilitas `Gaetway`, karena semua nomor handphone pengguna jasa transportasi laut datanya kami adopsi dari BMKG," katanya.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024