Kolaka (Antaranews Sultra) - Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Tenggara (Sultra), Siswanto Azis mengatakan media arus utama seperti televisi dan radio diharapkan menjadi media penyejuk ketika ada berita provokatif atau hoaks melalui media sosial saat ini.
"Pengaruh besar televisi dengan jangkauan yang luas dinilai efektif menciptakan ketenangan dan memberi informasi yang proporsional sesuai kebutuhan masyarakat, terutama pada saat Pilpres dan Pilcaleg 2019," kata Siswanto Azis saat menjadi pemateri pada Letirasi Media Pelajar dan Mahasiswa, di Kolaka, Senin.
Siswanto mengatakan, siaran atau pemberitaan televisi sebaiknya menghidari hal-hal yang dapat menimbulkan konfrontasi.
"Informasi yang viral di media sosial yang isinya negatif, tidak benar dan sensitif, jangan mudah masuk di layar kaca," katanya.
Sebaiknya kata Siswanto, siaran televisi harus menjadi penyeimbang dari hal-hal negatif dengan mendinginkan suasana dengan distribusi informasi yang sejuk ke publik.
Baca juga: KPI Sultra gelar literasi media di Kolaka
Siswanto juga meminta televisi untuk tidak menyampaikan informasi atau berita yang menyinggung isu SARA dalam Pilpres dan Pilcaleg 2019 mendatang karena sangat sensitif dan mudah memunculkan gesekan hingga konflik.
"Kami memberi catatan tebal soal SARA. Aturan P3 dan SPS mengatakan bahwa program siaran dilarang merendahkan orang karena perbedaan SARA, atau mempertentangkannya. Sebaiknya, media lebih cermat dan berhati-hati terkait isu ini," tegasnya.
(T.KR-SPR/B/E008/E008) 31-07-2018 00:37:17
"Pengaruh besar televisi dengan jangkauan yang luas dinilai efektif menciptakan ketenangan dan memberi informasi yang proporsional sesuai kebutuhan masyarakat, terutama pada saat Pilpres dan Pilcaleg 2019," kata Siswanto Azis saat menjadi pemateri pada Letirasi Media Pelajar dan Mahasiswa, di Kolaka, Senin.
Siswanto mengatakan, siaran atau pemberitaan televisi sebaiknya menghidari hal-hal yang dapat menimbulkan konfrontasi.
"Informasi yang viral di media sosial yang isinya negatif, tidak benar dan sensitif, jangan mudah masuk di layar kaca," katanya.
Sebaiknya kata Siswanto, siaran televisi harus menjadi penyeimbang dari hal-hal negatif dengan mendinginkan suasana dengan distribusi informasi yang sejuk ke publik.
Baca juga: KPI Sultra gelar literasi media di Kolaka
Siswanto juga meminta televisi untuk tidak menyampaikan informasi atau berita yang menyinggung isu SARA dalam Pilpres dan Pilcaleg 2019 mendatang karena sangat sensitif dan mudah memunculkan gesekan hingga konflik.
"Kami memberi catatan tebal soal SARA. Aturan P3 dan SPS mengatakan bahwa program siaran dilarang merendahkan orang karena perbedaan SARA, atau mempertentangkannya. Sebaiknya, media lebih cermat dan berhati-hati terkait isu ini," tegasnya.
(T.KR-SPR/B/E008/E008) 31-07-2018 00:37:17