Kendari, Antara Sultra - Petani kelapa di beberapa Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyambut baik kenaikan harga kelapa yang juga secara otomatis memicu kenaikan harga kopra yang cukup signifikan.

Petani kelapa Harun (34) di Kendari, Kamis mengatakan penjualan kopra seharga Rp7.500 per kilogram menggembirakan karena terjadi diawal tahun 2017.

"Sebelumnya, harga pembelian kopra Rp6.500 per kilogram, petani seakan-akan kehilangan gairah namun tidak mungkin hasil panen dibiarkan rusak," katanya.

Petani lainnya, Yusuf (46) mengatakan selain diolah menjadi kopra, kelapa juga dapat bernilai ekonomi setelah menghasilkan minyak kelapa.

"Kami berusaha mengolah buah kelapa menjadi minyak kelapa tradisional namun pasarnya terbatas. Kalau ada pembeli dalam jumlah banyak juga menguntungkan," katanya.

Ia mengharapkan, dukungan pemerintah daerah maupun organisasi pengusaha membangun kerja sama dengan petani untuk mengadakan teknologi hasil pertanian, khususnya pengolahan kelapa.

"Kita berharap organisasi seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) peduli dengan kebutuhan dan kendala yang dihadapi petani," kata Yusuf.

Sementara itu pedagang pengumpul dan penjual kelapa parut di pasar Baruga Ansar (50) mengatakan pasaran kelapa biji juga menggairahkan karena dapat dijual Rp5.000 per biji hingga Rp7.500 per biji tergantung dari besarannya.

"Biasanya kita menjual kelapa biji dengan harga tertinggi Rp4.500 per biji namun akhir tahun 2016 permintaan tinggi sehingga harganya menggiurkan," katanya.

Pantauan dipasar Mandonga lainnya, stok kelapa kupas siap parut masih cukup tersedia ditingkat pedagang dan diperkirakan cukup untuk beberapa hari kedepan.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024