Baubau (Antara News) - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Baubau menyatakan foto yang bereder di media sosial dengan gambar para petugas medis saat menangani pasien yang terkesan tidak serius di rumah sakit itu adalah tidak benar, dan gambar itu bukan foto 'selfie'.
    Direktur RSUD Kota Baubau dr Hasmudin Sp.B mengatakan, foto 'selfie' yang tersebar di sosial media (sosmed) bahwa tim medis tidak melakukan penindakan medis terhadap pasien yang tengah kritis saat itu adalah sesuatu informasi yang salah.
    "Saya sudah menanyakan kepada tim medis yang bertugas saat itu bahwa itu bukan foto 'selfie' yang dilakukan oleh tim medis yang menangani pasien saat itu, tetapi ada pengunjung yang memotret mereka," tuturnya.
    "Kalau foto selfie itu berarti orang itu sendiri yang memotret dirinya karena kata 'self' itu artinya sendiri. Jadi berbeda itu selfie dengan di foto. Ya memang foto selfie juga itu saya tidak setuju karena melanggar etika," ujarnya lagi.
     Menurut Hasmudin, saat ada pengunjung yang memotret tim medis itu telah selesai melakukan penindakan terhadap pasien, tetapi mereka belum melepaskan alat sarung tangan yang dikenakan dan masih membersihkan peralatan kerja.
     "Tidak ada tujuan untuk membiarkan dan menelantarkan pasien. Justru foto itu diambil pada saat selesai penindakan terhadap pasien. Memang belum sempat membuka sarung tangan dan masih membersihkan peralatan kerja langsung yang memotret mereka," ujarnya.
     Ia juga menegaskan, gambar foto tim medis yang sedang bekerja itu juga bukan merupakan pelanggaran kode etik kedokteran karena tidak dengan berkaitan dengan malpraktik atau menyalahi prosedur tindakan.
     "Ini tidak melanggar prosedur karena pasien masuk langsung dilayani. Prosedurnya itu pasien diamankan dan dijahit dalam kondisi stabil. Kalau itu yang dilanggar berarti menyalahi prosedur dan kode etik," terangnya.
     Menurut dia, kalau tim media meklakukan foto selfie, maka itu adalah persoalan etika karena seharusnya itu tidak dilakukan di tempat itu.
     "Mungkin mereka (tim medis) ada kebanggaan tersendiri setelah menyelesaikaan tugas berat. Apalagi dokter lulusan baru itu biasanya memiliki jiwa muda idealis yang masih menggebu-gebu," katanya.
     Hasmudin mengatakan, dokter RSUD Kota Baubau dokter yang bertugas saat itu di Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan dokter internship atau dokter magang dengan masa tugas satu tahun di rumah sakit itu.
     "Jadi terlepas dari gambar foto itu, kita perlu hargai mereka. pasien yang luka terkena bacokan senjata tajam pada bagian kepalanya dan bisa tertangani oleh tim medis itu merupakan suatu kebanggaan bagi dokter," tuturnya.
     Ia juga minta masyarakat tidak perlu terlalu menekan dan menyalahkan para dokter itu hanya persoalan gambar foto yang juga bukan dilakukan oleh tim medis saat itu.
     "Kalau kita terlalu menyalahkan mereka (tim medis),  maka kita tidak akan dilirik lagi bagi dokter internship datang membantu di RSUD Baubau. Apalagi mereka bertugas tidak digaji dan mereka selalu siap siaga selama 24 jam di rumah sakit itu," ujarnya.
     Ia juga menjelaskan, dalam pemberitaan di media sosial itu bahwa pasien yang kritis terkesan tidak tertangani maksimal oleh tim media adalah tidak benar, tetapi pasien yang masuk rumah sakit itu dalam keadaan sadar, bahkan saat itu pasien tersebut sudah dalam kondisi baik dan rawat jalan.
    "Saya berharap masalah ini jangan terlalu dibesar-besarkan, apalagi beritanya tidak benar, dan jangan sampai merusak citra pelayanan kesehatan di rumah sakit ini karena bisa berimplikasi kepada masyarakat," ujarnya.

Pewarta : Oleh Yusran
Editor :
Copyright © ANTARA 2024