Buranga (Antara News) - Kondisi perubahan cuaca yang cukup ekstrim yang terjadi dalam dua bulan terakhir di Kabupaten Buton Utara (Butur) telah berdampak pada usaha budidaya rumput laut yang menimbulkan kerugian bagi petani setempat.

"Dalam dua bulan terakhir banyak petani rumput laut yang merugi karena tanaman laut itu sering terserang hama penyakit, sehingga proses pertumbuhan dan produksi tanaman itu terganggu, La Ridu, salah seorang petani rumput laut di Buranga, Kamis.

La Ridu mengungkapkan, serangan hama pada tanaman rumput laut itu memungkinan dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan arus laut, sehingga Untuk menghindari kerugian yang sangat besar, para petani memilih tidak melakukan kegiatan budidaya.

"Saat ini, harga rumput laut kering di tingkat petani hanya mencapai Rp12.000 per kilogram dan sebelumnya harga rumput laut bisa mencapai Rp15.000 per kilogram. Penurunan harga tersebut dipastikan akan mempengaruhi penghasilan para petani nelayan rumput laut," ujarnya.

Akibat serangan tersebut, lanjut La Ridu, produksi petani menurun hingga 50 persen. Jika dalam kondisi normal, produksi rumput laut per petak (setara satu are) bisa menghasilkan 500 kg per tahun. Namun jika timbul serangan hama, petani hanya bisa menghasilkan 200-250 kilogram per tahun.

Ia menambahkan, serangan hama busuk pada batang rumput laut ini, membuat warga tani setempat kelimpungan karena sumber mata pencaharian di desa ini merupakan petani rumput laut. "Memang kejadian ini sudah dianggap sebagai peristiwa biasa, karena setiap musim bulan-bulan ini, hama selalu menyerangan," katanya.

Atas serangan hama ini, petani nyaris tidak bisa berbuat banyak. Terlebih lagi tidak ada usaha yang bisa dilakukan secara alamiah atau manual untuk mengatasi hama tersebut.

Beberapa solusi dilakukan petani, seperti memotong batang yang membusuk, memasang jaring dan memisahkan rumput laut yang membusuk. Di samping itu dengan cara panen lebih awal. "Kalau biasanya penen 40 hari sekali, dimajukan menjadi 30 hari sekali," ujarnya.

Pewarta : Oleh Alraif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024