Wangiwangi (ANTARA News) - Para petani yang membudidayakan rumput laut di Kabupaten Wakatobi saat ini kesulitan memperoleh bibit yang bermutu, menyusul pertumbuhan budidaya rumput laut mengalami kekerdilan akibat cuaca buruk.

"Cuaca buruk yang melanda wilayah perairan laut Kabupaten Wakatobi dalam beberapa bulan terakhir, telah menyebabkan pertumbuhan rumput laut kerdil, sehingga hasil panen tidak bisa dijadikan bibit," kata salah seorang petani rumput laut di Desa Liya Mawi, Wangiwangi Selatan, La Nane (34) di Wangiwangi, Sabtu.

Menurut dia, para petani di Desa Liya Mawi harus berkeliling mencari bibit ke wilayah kecamatan lain yang melakukan budidaya rumput laut yang bebas dari dampak cuaca buruk.

Padahal, kata dia, selain harus 'membuang' waktu untuk mencari bibit, harga bibit tersebut juga cukup mahal sekitar Rp500.000 per tiga tali berukuran 30 meter.

"Satu tali bibit rumput laut dapat dikembangkan menjadi sembilan sampai 10 tali budidaya rumput laut," katanya.

Dalam kondisi normal, kata dia, satu tali tempat memelihara agar-agar berukuran 30 meter, bisa menghasilkan panen antara 17 kilogram hingga 20 kilogram rumput laut kering.

Namun dalam kondisi cuaca buruk seperti sekarang ini, pertumbuhan agar-agar sangat kerdil, dan hasil panen satu tali ukuran yang sama, maksimal sekitar 10 kilogram.

"Pada kondisi seperti ini, kadang-kadang hasil panen rumput laut kita hanya bisa menutupi biaya produksi, bahkan terkadang merugi," katanya.

La Nane dan petani rumput lainnya di desa tersebut sangat mengharapkan pemerintah Kabupaten Wakatobi, terutama Dinas Perikanan dan Kelautan untuk membantu menyediakan bibit rumput laut bagi para petani.

"Yang sangat kami butuhkan saat ini adalah bibit rumput laut yang bisa tahan dalam segala cuaca, sehingga petani tidak direpotkan dengan masalah bibit rumput laut ketika terjadi cuaca buruk seperti sekarang ini," katanya. (ANT).

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024