Kendari (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memberikan motivasi kepada 11 orang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Kendari yang dipersiapkan untuk mengikuti program pelatihan atau magang di Jepang.
Wagub Sultra Ir. Hugua di Kendari, Minggu, mengatakan bahwa empat bekal utama yang harus dipegang bagi para pelajar sebelum bekerja di luar negeri, antara lain visi, keterampilan, perilaku, dan karakter, karena kegagalan pendidikan kebanyakan berawal dari ketiadaan visi.
"Cita-cita harus besar. Kalau cita-citamu setinggi langit, meski jatuh, kamu jatuh di antara bintang-bintang,” kata Hugua.
Dia menyebutkan jika keberhasilan bekerja di Jepang tidak hanya ditentukan keterampilan teknis, melainkan juga budi pekerti.
“Biar kalian hebat secara ilmu, kalau budi pekerti rendah, kalian akan dipulangkan,” ujarnya.
Ia meminta kepada 11 pelajar tersebut untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan untuk belajar dan menimba ilmu di Jepang. Sebab, kesempatan itu merupakan hal yang banyak dinantikan oleh kebanyakan orang.
“Bukan hanya 10 atau 11 orang, Jepang membutuhkan ratusan ribu tenaga kerja di sektor konstruksi, caregiver, dan pariwisata. Orang Indonesia, termasuk dari Sultra, dikenal santun, kuat, dan sabar. Karakter itu menjadi keunggulan tersendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 6 Kendari Sitti Ma'wa Rohani menyampaikan jika kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah pusat atas peluang magang 11 pelajar itu merupakan tanggung jawab yang besar.
Ia merincikan dari 11 pelajar yang berhasil lolos untuk magang itu terdiri atas dua kategori, yakni 10 orang mendapatkan bantuan dari pemerintah, sedangkan satu orang lainnya lolos melalui jalur mandiri.
“Program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi upaya nyata menyiapkan putra putri Sulawesi Tenggara agar mampu bersaing di dunia kerja global. Mereka tidak hanya dibekali keterampilan, tetapi juga karakter disiplin dan kesiapan mental,” sebut Sitti Ma'wa.
Dia menambahkan SMKN 6 Kendari saat ini terdapat sebanyak 1.162 siswa dan lima jurusan itu masih membutuhkan dukungan fasilitas tambahan, seperti ruang belajar, aula serbaguna, serta laboratorium komputer.
“Kami berharap pemerintah daerah dan pihak terkait bisa membantu menyiapkan sarana yang lebih memadai demi menunjang program ini,” tambahnya.

