Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sepakat bahwa optimalisasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mendukung pembangunan berkelanjutan.
Hal itu tercantum dalam dokumen Pernyataan Bersama Presiden Joe Biden dan Presiden Prabowo Subianto yang diterbitkan oleh Gedung Putih AS, melalui laman whitehouse.gov, Selasa (12/11) waktu setempat.
"Baik Indonesia maupun Amerika Serikat sepakat bahwa AI dan teknologi digital lainnya harus dioptimalkan untuk memungkinkan pembangunan berkelanjutan dan menjembatani kesenjangan digital," demikian pernyataan Gedung Putih yang dilansir di Jakarta, Rabu.
Presiden Biden dan Presiden Prabowo menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pembangunan kapasitas, sehingga akses terhadap AI yang aman dan tangguh serta inovasi digital terkait dapat terwujud.
Kedua pemimpin juga menyambut baik kesempatan untuk memperluas proyek jaringan akses radio (Open RAN) di Indonesia.
Perluasan jaringan Open RAN dilakukan dengan meningkatkan kinerja jaringan seluler Indonesia, menciptakan ekosistem yang aman, tangguh, dan kompetitif untuk teknologi canggih, serta menyediakan konektivitas yang lebih luas.
Menurut kedua pemimpin, kolaborasi untuk mengamankan dunia maya harus berakar pada keinginan bersama, yakni mempromosikan dunia maya yang damai, aman, dan tangguh sebagai pendorong kemajuan ekonomi.
Oleh karenanya, kerja sama melalui pertukaran pengetahuan, pembangunan kapasitas, dan kerja sama penelitian dalam waktu dekat akan dilakukan.
Prabowo dan Biden juga merayakan kemitraan Departemen Luar Negeri AS dengan Pemerintah Indonesia melalui pendanaan Keamanan dan Inovasi Teknologi Internasional (ITSI) di bawah Undang-Undang CHIPS tahun 2022.
AS mendukung agar Indonesia dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, khususnya untuk industri semikonduktor, serta kolaborasi dengan universitas-universitas AS dengan mengoptimalkan dukungan pemerintah AS melalui pendanaan ITSI.