Kendari (ANTARA) - Sebanyak 25 rumah sakit dan Puskesmas di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dilibatkan pada kegiatan simulasi aman bencana sebagai langkah antisipatif dan kesiapsiagaan apabila terjadi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, Fadlil Suparman di Kendari, Rabu mengatakan, potensi kerawanan bencana di tiap wilayah Kota Kendari sudah dideteksi dan diuraikan untuk masing-masing kelurahan dan kecamatan.
"Sebagai contoh, di Kecamatan Kendari Barat rawan longsor, dan di wilayah datar rawan banjir. Begitu juga di kecamatan lain seperti Baruga, Wua Wua, Mandonga dan Poasia ada titik-titik tertentu bila terjadi hujan dalam intensitas satu jam lebih dipastikan terjadi banjir," ujarnya.
Dikatakan, sedikitnya ada delapan jenis bencana alam potensial terjadi di kota Kendari berdasarkan dokumen kajian kerjasama kampus. Delapan jenis itu adalah banjir, tanah longsor,puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), gempa bumi, tsunami dan banjir rob.
"Jadi di setiap kelurahan dan kecamatan itu sudah ada pembagian potensi bencana berdasarkan kajian tadi," ujar Fadlil.
Maka dari itu, lanjut Kepala BPBD Kota Kendari itu, pihaknya melibatkan pihak rumah sakit dan Puskesmas dalam kegiatan sosialisasi aman bencana sebagai bentuk mengantisipasi bila suatu saat terjadi bencana.
Lebih jauh Fadlil mengatakan, sedikitnya ada tiga langka yang harus dilakukan agar pihak rumah sakit aman dari bencana yakni pertama mensosialisasikan agenda tersebut kepada pihak terkait terutama pada Rumah sakit dan Puskesmas. Kedua melakukan simulasi ke rumah sakit da puskesmas yang rencananya akan dimulai minggu kedua November ini.
"Jadi jenis simulasi itu tergantung dari pihak rumah sakit, kalau potensi banjir berarti diberikan simulasi banjir, dan kalau potensi kebakaran maka melibatkan dengan pihak Dinas pemadam kebakaran (Damkar)," tutur Fadlil seraya menambahkan bahwa setiap rumah sakit dan puskesmas harus memiliki jalur evakuasi dan titik kumpul bila terjadi bencana.