Sumbawa Barat (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
"Saya gembira karena hari ini (Indonesia) sebagai pemilik cadangan tembaga masuk ke dalam tujuh besar dunia, kita telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga," ujarnya di Sumbawa Barat, Senin.
Jokowi menuturkan produk domestik bruto Indonesia saat ini masih didominasi oleh konsumsi domestik dengan angka mencapai 56 persen.
Menurut dia, pengoperasian smelter tembaga menjadi upaya membalikkan produk domestik bruto Indonesia dari konsumsi menjadi produksi.
"Kami juga ingin kebutuhan produk-produk tembaga dunia itu ke depan bergantung kepada negara kita Indonesia," kata Jokowi.
Fasilitas smelter dan pemurnian logam mulia Amman berdiri di kawasan seluas 272 hektare. Lokasinya berada 1,5 kilometer dari Pelabuhan Benete.
Kapasitas pengolahan smelter itu mencapai 900 ribu ton per tahun dengan memproses konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang, serta fluks silika sebanyak 139 ribu ton per tahun.
Adapun produksi utama smelter tersebut adalah 220 ribu ton per tahun katoda tembaga LME grade A dengan kemurnian 99,99 persen dan 830 ribu ton per tahun asam sulfat dengan kemurnian 98,50 persen.
Sedangkan, fitur utama pemurnian logam mulia adalah 987 ton per tahun lumpur anoda dengan produk utama 18 ton per tahun emas batang an dengan kemurnian 99,99 persen, 55 ton per tahun perak batang an dengan kemurnian 99,95 persen, dan 77 ton per tahun selenium dengan kemurnian 99,9 persen.
Presiden Komisaris Amman Mineral Nusa Tenggara Hilmi Panigoro mengatakan smelter yang baru diresmikan itu merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dibangun sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam mengembangkan industri pertambangan di Indonesia.
"Semoga dengan pengoperasian smelter tembaga ini, posisi Indonesia di rantai pasok global tembaga semakin kuat," pungkas Hilmi.