Kendari (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kolaka Utara, bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) meluncurkan Bulan Sensus Stunting.
Acara yang berlangsung di kantor Camat Lasusua, dibuka Penjabat Bupati Kolaka Utara, Sultra, Sukanto Toding, Kamis.
Dalam sambutannya, Sukanto Toding menekankan pentingnya penanganan stunting sebagai persoalan nasional yang memiliki dampak jangka panjang. Stunting adalah persoalan nasional yang berdampak di masa depan, terkait dengan indikator kemiskinan dan ancaman bagi generasi muda saat ini.
Pada kesempatan tersebut Sukanto juga menyampaikan khabar buruk yaitu meningkatnya angka prevalensi stunting untuk Kolaka Utara pada tahun 2023 sebesar 7 persen. Berdasarkan data SSGI/SKI Kementerian Kesehatan.
"Dasar itulah mengapa hari ini kita berkumpul di tempat ini," tegas Sukanto.
Pj Bupati Kolut, yang juga Asisten III Setda Sultra menjelaskan bahwa stunting tidak hanya mempengaruhi kondisi kesehatan anak saat ini, tetapi juga akan berdampak pada masa depan mereka, termasuk dalam hal kemampuan belajar dan produktivitas kerja.
"Stunting adalah ancaman nyata bagi generasi muda kita. Jika tidak ditangani dengan serius, dampaknya akan sangat besar pada masa depan bangsa ini," tambahnya.
Peluncuran Bulan Sensus Stunting ini merupakan salah satu langkah nyata yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara bersama para pemangku kepentingan dalam upaya menekan angka kasus stunting di daerah tersebut.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penanganan stunting, serta mempercepat penurunan angka stunting di Kolaka Utara.
Dalam acara lounching Bulan Sensus Stunting dihadiri oleh forkopimda, kepala OPD, camat, Kepala PKM, TPPS Kabupaten Kolaka Utara dan kader kesehatan dan Posyandu.