Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat ada puluhan ribu kali kunjungan di Perpustakaan Internasional selama beroperasi kurang lebih satu tahun.
Koordinator Layanan Kerjasama Perpustakaan Modern Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sultra Herlina di Kendari, Selasa mengatakan bahwa jumlah kunjungan tersebut melewati target dalam setahun pertama beroperasi.
"Kami targetkan hanya 15 ribu kunjungan setelah setahun beroperasi," katanya.
Ia membeberkan dalam setahun beroperasi pengunjung di Perpustakaan Modern Sultra pada Mei 2022 terdapat 844 kunjungan pemustaka. Kemudian Juni 2022 ada 3.198 pemustaka, Juli 2022 ada 2.501 pemustaka, dan Agustus 2022 ada 3.265 pemustaka.
"Pada Oktober ada 3.630, November ada 5.534, dan Desember 2022 ada sebanyak 3.983 pemustaka," lanjutnya.
Herlina menyebutkan pengunjung di perpustakaan itu mayoritas dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang melakukan kunjungan wisata edukasi atau literasi.
Bahkan, dia mengatakan tak sedikit juga yang melakukan kunjungan di tempatnya merupakan pelajar dan mahasiswa yang berasal dari luar Kota Kendari.
"Jadi, kami fasilitasi kegiatan-kegiatan, kami cari variasi supaya mengundang masyarakat untuk datang ke perpustakaan," jelasnya.
Dia menuturkan salah satu yang menarik perhatian para pengunjung, yakni interior gedung Perpustakaan Modern Sultra dan koleksi aneka buku-buku yang menarik untuk dibaca.
"Perpustakaan Modern Sultra juga menyediakan pelayanan pinjam buku, ruang internet gratis, ruang pertemuan atau ruang seminar," ungkapnya.
Selain itu layanan perpustakaan digital yang memiliki kurang lebih empat ribu koleksi buku yang bisa diakses melalui aplikasi Sultra Kamus.
"Pengunjung juga akan disuguhkan dengan koleksi buku sebanyak 24.243 judul dan 67.214 eksemplar," tuturnya.
Ia berharap semoga ke depannya, perpustakaan yang bertaraf internasional tersebut makin sering dikunjungi oleh masyarakat, sehingga bisa menjadi sumber pengetahuan di Bumi Anoa Sultra.
Ia berharap semoga ke depannya, perpustakaan yang bertaraf internasional tersebut makin sering dikunjungi oleh masyarakat, sehingga bisa menjadi sumber pengetahuan di Bumi Anoa Sultra.