Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Muna Barat (Mubar) memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pemahaman gizi buruk untuk mencapai zero atau nol kasus stunting di Kabupaten Mubar, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala BKKBN Mubar La Ode Andi Muna, Kamis mengatakan pihaknya mengedukasi masyarakat tentang faktor-faktor penyebab stunting.
"Ada empat faktor, pertama asupan gizi, kemudian pola asuh, akses kesehatan, dan akses sanitasi kebersihan," ujar La Ode Andi Muna.
Ia mengungkapkan bahwa stunting merupakan akibat dari gizi buruk. Sebab itulah pihak BKKBN Mubar menjadikan empat faktor utama tersebut sebagai sasaran utama yang dalam rangka mengedukasi masyarakat.
"Itulah yang kami edukasikan sebagai upaya kami untuk meningkatkan gizi masyarakat," lanjutnya.
Selain itu, kata La Ode Andi Muna, pihaknya juga telah melakukan identifikasi terhadap para keluarga yang ada di Mubar untuk mengetahui permasalahan penyebab stunting.
"Kami kan ada tim pendamping keluarga, dari tim itu ada hasil audit, dan hasil itu yang kemudian kami intervensi," jelasnya.
La Andi Muna juga membeberkan bahwa angka stunting di Kabupaten Mubar mengalami penurunan pada tahun 2021-2022.
"Tahun 2021 ada 198 kasus stunting, tahun 2022 turun menjadi 161 kasus," ungkapnya.
Meski begitu, ia terus melakukan upaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Mubar.
"Kamu upayakan harus menurun, harapan kami sampai zero (nol). Akan kami upayakanmi," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penduduk dan Penggerakan BKKBN Mubar Nani Suarny, S.Si.,MPH menuturkan akan selalu siap untuk menggerakan masyarakat Mubar melalui seluruh perangkat di tingkat lini masyarakat.
“Seperti PKB, PLKB, PPKBD dan Sub PPKBD melalui kegiatan di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dalam rangka percepatan penurunan stunting di Mubar,” ucapnya.