Kendari (ANTARA) - Satuan Tugas Pangan Sulawesi Tenggara mengimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di 17 kabupaten/kota provinsi tersebut agar bisa memanfaatkan pekarangan rumah yang ada dengan menanam sejumlah kebutuhan sayuran.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sultra Ari Sismanto di Kendari, Kamis mengatakan gerakan menanam sejumlah kebutuhan rumah tangga seperti sayuran atau cabai di pekarangan rumah sangat diharapkan agar dapat mengendalikan inflasi di daerah tersebut.
"Saya mengedukasi masyarakat bagaimana memanfaatkan lahan-lahan kosong di sekitar perumahan, pekarangan untuk ditanami apa saja, baik itu cabai, lombok, sayuran, bawang merah dan lain sebagainya," katanya.
Dia menyebut angka inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai di angka 7,39 persen yang dipantau dari dua kota yakni Kota Kendari dan Kota Baubau.
Menurut dia, jika masyarakat menggalakkan gerakan memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam seperti cabai, sayuran dan lainnya, maka juga akan mengurangi biaya pengeluaran masyarakat.
"Minimal mereka ini, rumah tangga ini sudah tercukupi kebutuhanya, tidak perlu membeli lagi. Kalau produksinya banyak dia bisa menjual untuk menambah pendapatan keluarga," ujar dia.
Dia menilai, saat ini masih banyak lahan pekarangan masyarakat yang terbengkalai, dan kosong. Jika lahan-lahan tersebut dimanfaatkan dengan baik maka akan memberi dampak positif bagi pemiliknya yakni bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bisa mendatangkan nilai ekonomis jika tanaman yang ditanam melimpah dan dijual.
Ari menambahkan dengan memanfaatkan pekarangan rumah dalam menanam sayuran maka tindakan itu berkontribusi membantu pemerintah dalam menekan inflasi.
"Untuk itu, saya atas nama satgas pangan mengedukasi ke masyarakat ayo kita manfaatkan lahan-lahan pekarangan kita. Saya pikir kalau ini semua kita laksanakan secara bersama-sama, saya pikir ini sangat baik dan sangat positif," kata Ari.
Selain itu, dia juga mengajak agar masyarakat tidak hanya mengkonsumsi beras sebagai makanan sehari-hari, namun bisa memakan ubi ataupun jagung yang potensinya cukup besar.
"Kenyang itu tidak harus dengan beras, kita kaya dengan pangan kita, ada sagu kita punya ubi, jagung yang potensinya luar biasa. Kita banyak potensi pangan lokal yang bisa dimanfaatkan secara baik," kata Ari.