Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hari ini merekam aktivitas vulkanik berupa erupsi pada Gunung Semeru yang berlokasi di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang di Jawa Timur.
Petugas Pos Pantau Gunung Semeru Nur Rokhman Hidayat dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan erupsi itu terjadi pada pukul 07:02 WIB dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 500 meter di atas puncak.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi lebih kurang 1 menit 30 detik," ujarnya.
PVMBG menyatakan Gunung Semeru saat ini masih berada dalam status siaga atau level III dengan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Selain itu, PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Aktivitas Gunung Semeru terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru. Letusan Gunung Semeru umumnya letusan abu bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi tiga sampai empat kali setiap jam.
Letusan tipe vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.
Selanjutnya terjadi letusan bertipe strombolian yang biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.
Pada saat terjadi letusan eksplosif biasanya diikuti oleh terjadinya aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dan arah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di Gunung Semeru.
Arah bukaan kawah Gunung Semeru saat ini mengarah ke arah tenggara atau mengarah ke hulu Besuk Kembar, Besuk Bang, Besuk Kobokan.
Status Siaga
Pos Pantau Gunung Api (PPGA) menyatakan aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3676 meter di permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih didominasi gempa letusan atau erupsi dengan status gunung tersebut pada level III atau siaga.
Pengamatan aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu pada Jumat periode pukul 00.00-06.00 WIB dari Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang secara visual gunung api terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, dan angin lemah ke arah utara.
"Untuk pengamatan kegempaan tercatat 22 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 18-22 mm, dan lama gempa 70-110 detik," kata petugas PPGA Semeru Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima BPBD Lumajang, Jumat.
Selain itu, tercatat Gunung Semeru mengalami satu kali gempa embusan dengan amplitudo 2 mm dan lama gempa 35 detik, kemudian tiga kali gempa vulkanik Dalam dengan amplitudo 11-34 mm, dan dua kali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 9-20 mm.
Kemudian pengamatan enam jam berikutnya pada pukul 06.00-12.00 WIB masih terekam 19 kali gempa letusan dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 65-105 detik.
Liswanto menjelaskan aktivitas Gunung Semeru pada Kamis (24/11) periode pengamatan pukul 00.00-24.00 WIB tercatat sebanyak 82 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-23 mm, dan lama gempa 35-139 detik.
"Gunung Semeru juga mengalami empat kali gempa embusan, satu kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik jauh, dan satu kali gempa getaran banjir," katanya.
Menurutnya status Gunung Semeru masih level III atau siaga, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Kami juga mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan, demikian Liswaanto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gunung Semeru erupsi 90 detik lontarkan abu setinggi 500 meter
Berita Terkait
Gunung Semeru di Jatim kembali erupsi disertai awan panas guguran
Sabtu, 15 Juli 2023 0:48
Getaran banjir Gunung Semeru Jatim terekam empat kali dalam 5-6 jam
Sabtu, 8 Juli 2023 11:15
Gunung Semeru di Jatim alami gempa erupsi setiap hari
Minggu, 18 Juni 2023 17:36
Gunung Semeru di Jatim kembali luncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 km
Sabtu, 13 Mei 2023 17:19
Gunung Semeru di Jawa Timur kembali erupsi disertai suara gemuruh dan guguran
Selasa, 17 Januari 2023 13:41
Gunung Semeru di Jawa Timur alami erupsi dengan ketinggian asap hingga 1.000 meter
Jumat, 13 Januari 2023 19:06
Erupsi Gunung Semeru di Jatim selama 100 detik lontarkan abu setinggi 1,5 kilometer
Senin, 19 Desember 2022 17:56
BNPB sebut 699 warga masih mengungsi setelah erupsi Gunung Semeru
Rabu, 7 Desember 2022 0:27