Makassar (ANTARA) - Tiga Desa Sejahtera Astra (DSA) binaan PT Astra International Tbk di daerah Wakatobi, Bombana dan Bone, Pulau Sulawesi sukses mengekspor komoditas bidang kelautan seperti perikanan, rumput laut dan minyak nilam ke berbagai negara seperti India, Pakistan dan Tiongkok.
"Melalui ekspor ini kami berharap perekonomian desa bisa terdorong sehingga mampu mengatasi kemiskinan dan pengangguran di desa," ujar Chief of Corporate Affairs PT Astra International Riza Deliansyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Riza berharap pihaknya ke depan akan lebih banyak program yang dikolaborasikan antara Astra International dengan pemerintah demi mendorong perekonomian masyarakat pedesaan agar bisa memberikan kesejahteraan ke masyarakat.
"Sekarang ini ada 930 DSA. Melalui DSA, ada 19 ribu lebih tenaga kerja baru. Ada peningkatan pendapatan masyarakat, 88 persen meningkat. Ada 94 jenis produk unggulan, dengan nilai ekspor sudah mencapai Rp22 miliar," sebut dia.
Sebelumnya, Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa Kementerian PDDT, Syahrul saat menghadiri pelepasan ekspor dari tiga DSA di Wakatobi, Bombana, dan Bone di Makassar, menyampaikan perlu kolaborasi dengan semua pihak dalam meningkatkan perekonomian desa. Terutama yang masuk kategori desa tertinggal. Jika hanya pemerintah dan masyarakat desa saja, tidak bisa mengatasi persoalan ini. Ia pun mengapresiasi program DSA dari PT Astra International sebagai wujud kerja sama dengan swasta tersebut.
Untuk itu, kementerian akan menjadikan program DSA sebagai bagian dari rencana strategis tahu 2024, DSA jadi komponen program kementerian.
"Kami akan mengembangkan program DSA. Dengan kolaborasi ini, akan berdampak cepat," tuturnya.
Sejauh ini, ada 900 lebih desa yang diberikan perlakuan khusus dalam program DSA karena dianggap berkontribusi terhadap pengembangan desa-desa yang potensial, tapi masih tertinggal.
Keberhasilan program DSA ini menurut dia, terbukti dengan berhasilnya tiga DSA tersebut mengekspor perikanan senilai Rp1,4 miliar ke Amerika Serikat, minyak nilam senilai Rp4,7 miliar ke India dan Pakistan, serta rumput laut senilai Rp450 juta ke Tiongkok.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan melalui Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kementerian Perdagangan Merry Maryati, mendorong pengembangan program tersebut. Bahkan pihaknya siap berkolaborasi untuk memperluas pasar ekspor dari produk-produk yang dihasilkan desa seperti DSA.
"Kami ada 46 perwakilan perdagangan luar negeri di 33 negara. Silakan diversifikasi pasar ekspor, agar lebih terbuka luas. Manfaatkan Indonesia Trade Center untuk memperluas pasar, tentunya harus sesuai dengan standar di negara tujuan," tambahnya.