Kendari (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengekspor minyak kelapa sawit atau palm acid oil sebanyak 309 ton ke China selama 2021 dari Pelabuhan Kendari New Port.
"Kelapa sawit di Sultra memiliki potensi dan juga pasar ekspor yang besar. Sesuai kewenangan, kami bertugas memberikan fasilitasi ekspornya," kata Kepala Karantina Pertanian Kendari, Prayitno Ginting di Kendari, Kamis.
Selama ini, kata Prayitno, minyak sawit asal Sultra hanya dilalulintaskan secara antar-area saja sebelum diekspor ke luar negeri, sehingga tidak tercatat sebagai ekspor Sultra.
Dikatakan, ekspor minyak kelapa sawit dari Sultra ke China tersebut merupakan pencapaian penting, mengingat negara tersebut telah menerapkan persyaratan Import Health Standard (IHS) yang ketat.
Minyak kelapa sawit atau palm acid oil merupakan produk turunan kelapa sawit dengan kegunaan utama sebagai pakan ternak, bahan pembuatan sabun dan untuk produksi distilled fatty acid.
Karantina pertanian Kendari, kata dia, terus mendorong agar bertambah komoditas ekspor yang bisa diekspor langsung dari Kendari.
"Sangat disayangkan karena potensi pertanian di Sulawesi Tenggara termasuk tinggi, namun selama ini hanya tercatat di daerah lain karena belum tersedianya sarana yang memadai," katanya.
Menurut dia, dengan melakukan ekspor langsung dari Sultra maka pelaku ekspor akan mendapat keuntungan berupa efisiensi biaya dan mutu produk lebih terjaga dan masyarakat Sultra juga akan mendapatkan harga terbaik sesuai harga ekspor.
"Selain itu, ekspor langsung atau 'direct export' ini juga dapat memberikan penerimaan bagi pemerintah daerah berupa penerimaan negara bukan pajak, meningkatkan volume ekspor daerah, dan dapat meningkatkan jumlah dana alokasi untuk pemerintah daerah," katanya.
Selain minyak kelapa sawit, kata dia, komoditas pertanian lain yang memiliki potensi besar untuk ekspor adalah pala, mete, kelapa, minyak nilam.