Jakarta (ANTARA) - Kilang minyak milik PT Pertamina RU VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, mengalami insiden kebakaran Senin (29/3) dini hari. Kilang ini merupakan aset negara yang berperan penting bagi perekonomian sebagai salah satu kilang Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional.
"Telah terjadi insiden di Kilang Pertamina Balongan yang menyebabkan kebakaran pada tangki T-301G mulai sekitar pukul 00.45 WIB dini hari," kata Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional, Ifki Sukarya, dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Mengitup informasi dari laman resmi Pertamina, Kilang Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero) dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah menjadi produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM), non BBM, dan Petrokimia
Dalam visinya, Kilang Balongan siap menjadi kilang terkemuka di Asia tahun 2025.
Kilang ini dibangun pada 1990 dan mulai beroperasi sejak tahun 1994, berlokasi di Indramayu, Jawa Barat sekitar lebih kurang 200 km arah timur Jakarta dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu, dan Salam Darma.
Kilang Balongan mengolah bahan baku berupa minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Provinsi Riau.
Keberadaan ini dipandang sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan nasional melalui produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene atau Minyak Tanah, LPG, dan Propylene yang menjadi bahan baku plastik premium.
Selain itu, kilang ini juga mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan bahan bakar ke wilayah DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.
Sejalan dengan tuntutan bisnis ke depan, Pertamina terus mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki Kilang Balongan melalui penerapan teknologi baru, pengembangan produk-produk unggulan baru, serta penerapan standar internasional dalam sistem manajemen mutu dengan tetap berbasis pada komitmen ramah lingkungan.
Seperti diketahui, perseroan saat ini sedang mengembangkan Kilang Balongan melalui tiga fase. Pertama, peningkatan kapasitas dari semula 125 million barel steam per day (MBSD) menjadi 150 MBSD, termasuk meningkatkan kapasitas produksi nafta yang merupakan bahan baku komponen bensin oktan tinggi dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.
Selanjutnya, fase kedua adalah aktivitas produksi mulai berlangsung pada 2022 mendang. Adapun fase ketiga terkait pengembangan komplek kilang terintegrasi petrokimia yang diproyeksikan rampung pada 2026.
Dalam penggarapan proyek ini, Pertamina menggandeng dua perusahaan energi asing, yakni China Petroleum Corporation (CPC) dan perusahaan minyak asal Abu Dhabi ADNOC.
Berita Terkait
Sebelum kilang Pertamina Balongan terbakar, warga cium bau menyengat
Senin, 29 Maret 2021 16:19
Sebanyak tiga orang dilaporkan hilang terkait kebakaran Kilang Balongan
Senin, 29 Maret 2021 12:35
Kapolda Jabar: Ada indikasi kebocoran pada tangki yang terbakar di Balongan
Senin, 29 Maret 2021 11:51
Nenek berusia 100 tahun jadi korban luka kebakaran Kilang Balongan Indramayu
Senin, 29 Maret 2021 11:49
Pertamina kehilangan 400 ribu barel akibat kebakaran Kilang Balongan Indramayu
Senin, 29 Maret 2021 11:46
Polri mengerahkan Inafis telusuri penyebab kebakaran kilang Balongan
Senin, 29 Maret 2021 9:46
Kawasan kilang minyak Pertamina Balongan Indramayu terbakar
Senin, 29 Maret 2021 9:46
Sebanyak Lima orang luka berat akibat kebakaran kilang minyak Indramayu
Senin, 29 Maret 2021 9:44