Kendari (ANTARA) - Peternak unggas di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga kini masih mengeluhkan tingginya
harga pakan ternak yang disebabkan karena hampir 70 persen kebutuhan pakan yang digunakan itu disuplai
dari luar daerah.
"Tingginya harga pakan ternak yang dirasakan selama ini karena terkadang ketersediaan pakan yang harus
dipesan dari luar daerah (Sulawesi Selatan) biasa terlambat, belum lagi masalah harga yang selisihnya
jauh berbeda dengan produk lokal," kata Samsu, salah seorang pengusaha ayam potong di Kendari, Sabtu.
Untuk itu, kata dia, pemerintah harus hadir untuk memikirkan kendala yang dirasakan para peternak
unggas untuk menghadirkan para pengusaha mendirikan industri pakan ternak dalam skala besar di daerah
ini.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kendari, Sitti Ganef, mengatakan bahwa sekitar 50-70 persen
dari total kebutuhan pakan ternak di Kendari masih disuplai dari luar kota atau dari Provinsi Sulsel.
"Sampai saat ini masih sekitar 60 persen kebutuhan pakan ternak di Kendari masih disuplai dari luar
daerah. Sementara produksi pakan ternak dari pabrik pakan yang kita miliki baru mampu memenuhi sekitar
40," ujarnya.
Ia mengatakan, kondisi tersebut membuat harga pakan ternak di Kendari masih tergolong tinggi karena
risiko yang diterima oleh para peternak dengan mengambil pakan ternak dari luar biaya pengiriman yang
cukup tinggi.
"Ongkos kirim menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh para peternak. Sehingga ini menjadi
salah satu kendala peternak dalam mengembangkan usaha," katanya.
Untuk itu kata Ganef, pihaknya memaksimalkan produksi pakan ternak yang ada di Kelurahan Watulondo
Kecamatan Puuwatu Kendari agar bisa memproduksi lebih dari satu ton sehari.
"Untuk meningkatkan produksi pakan ternak tersebut, tentunya harus didukung oleh ketersediaan bahan
baku yakni jagung kering giling," katanya.
Di tahun 2020 lalu, produksi jagung Kendari mencapai 649 ton kering giling dari lahan produksi seluas
213 hektare yang tersebar di beberapa kelurahan dengan produktivitas 30,4 kuintal per hektare.
"Produksi jagung tersebut kebagian besar untuk memenuhi bahan baku dari pabrik pakan ternak yang ada di Kelurahan Watulondo," tutupnya.