Jakarta (ANTARA) - Bekerja dan belajar dari rumah selama masa pandemi bisa mendatangkan rasa jenuh, namun di antara orang tua dan anak, mana yang lebih rentan menghadapi stres?
Bekerja dari rumah bukanlah hal yang mudah, sebab orang tua juga dituntut untuk mendampingi anak-anaknya untuk belajar secara daring.
Belum lagi tugas rumah tangga yang harus dikerjakan sekaligus.
Sementara itu, bagi anak-anak yang terbiasa bermain di luar rumah harus menghadapi konsep belajar baru menggunakan laptop atau ponsel pintar. Mereka tidak bisa bertatap muka dengan guru dan juga teman-temannya, hal inilah yang dipercaya bisa membuat stres.
"Work from home orang biasanya tambah stres apalagi anak-anak mereka karena di rumah enggak keluar. Untuk anak-anak yang kelas 4 SD ke atas pendampingan orang tua tidak terlalu intens, tapi kalau yang kecil-kecil itu kan orang tua harus mendampingi," jelas psikolog Agustina Twinky Indrawati saat dihubungi Antara, Kamis (7/5).
"Ada beberapa anak yang enggak mau online, enggak mau sama gurunya. Kalau lagi online dia lari, otomatis kan orangtua harus belajar duluan sama gurunya nanti diterapkan ke anaknya dan itu enggak semua orang tua bisa," lanjutnya.
Twinky mengatakan orang tua yang tidak terbiasa mendampingi anaknya dalam proses belajar akan lebih mengalami stres, sebab fokusnya terbagi antara bekerja, menemani belajar dan juga mengurus rumah tangga. Jika orang tua stres, akan membawa pengaruh kepada anak sebab nantinya anak akan terus dimarahi.
"Kelihatannya akan sama-sama stres karena anak akan dimarahin terus. Orangtua juga stres karena harus ngajarin anaknya. Kalau orang tuanya lebih bisa terima dan memandang ini sebagai hal yang lebih positif, saya kira enggak akan stres. Yang bikin stres kan sebenarnya karena enggak bisa jalan-jalan," kata Twingky.