Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemberitaan Kantor Berita Nasional ANTARA Akhmad Munir menyarankan masyarakat Indonesia bisa belajar dari buku berjudul Bertahan di Wuhan: Kesaksian Wartawan Indonesia di Tengah Pandemi Corona, sebagai salah satu upaya memutus mata rantai dan mengatasi penyebaran COVID-19.
"Saya lihat buku ini bisa menjadi sebuah pembelajaran bagaimana Indonesia belajar dari Wuhan sehingga bisa bebas dari corona," ucap khmad Munir di Jakarta, Senin malam.
Pelajaran berharga yang bisa diambil masyarakat Indonesia dari buku berjudul Bertahan di Wuhan tersebut ialah bentuk kedisiplinan masyarakat China dalam menjalani karantina wilayah atau lockdown.
Dengan sikap disiplin dan ketaatan warga China tersebut, pada 8 April 2020 Wuhan dinyatakan selesai pandemi COVID-19.
"Itu sebuah karya besar China berhasil terbebas dari corona," kata mantan Kepala LKBN Biro Jawa Timur itu.
Menurut Cak Munir, buku yang ditulis Irfan tersebut berisikan reportase mendalam mulai dari Wuhan pertama kali terjangkit virus corona, proses karantina hingga selesai lockdown.
Buku tersebut dinilai LKBN ANTARA sebuah karya besar karena seorang wartawan mampu melaksanakan tugas negara di tengah pandemi COVID-19.
Sementara itu, M Irfan Ilmie wartawan ANTARA sebagai penulis buku Bertahan di Wuhan: Kesaksian Wartawan Indonesia di Tengah Pandemi Corona mengatakan 40 persen isi buku itu ditulis di China dan 60 persen diselesaikan di Tanah Air.
"Buku ini menceritakan tentang berbagai peristiwa baik sebelum, pada saat dan sesudah lockdown dilakukan," kata dia.
Irfan yang merupakan satu-satunya wartawan Indonesia dengan akreditasi tetap di China itu mengatakan buku tersebut juga berisi kebijakan negara Tirai Bambu termasuk konsekuensinya dalam menerapkan karantina wilayah.
"Yang paling menarik dalam buku ini ialah suka duka bagaimana masyarakat Indonesia yang tinggal di Wuhan selama lockdown," katanya.
Buku berjudul Bertahan di Wuhan: Kesaksian Wartawan Indonesia di Tengah Pandemi Corona tersebut dapat diperoleh para pembaca di Gramedia Digital.