Kendari (ANTARA) - Masyarakat Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra), menanti beroperasinya bendungan Landongi di Kecamatan Ladongi daerah setempat.
Proyek Strategi Nasional (PSN) menjadi salah satu yang dicanangkan Presiden Joko Widodo itu dimulai pekerjaanya sejak 2016 dan sudah mencapai progres fisik 80 persen.
Suleman (45), salah satu warga di Kelurahan Ladongi, Sabtu, mengatakan, mengapresiasi pekerjaan proyek yang dilaksanakan perusahaan milik negera (BUMN) bisa selesai tepat waktu.
"Yang kami tahu proyek itu sudah harus selesai di tahun 2019, namun hingga kini masih terus dikerjakan. Mungkin disebabkan faktor cuaca," katanya.
Mega proyek nasional yang pendanaannya melalui APBN 2016 senilai Rp844 miliar itu digarap dua perusahaan BUMN yakni PT Hutama Karya (Persero) dan perusahaan swasta nasional PT Bumi Karsa tahap pertama, dan tahap kedua 2019-2020 mendapat tambahan senilai Rp283 miliar hingga seluruhnya mencapai Rp1,13 triliun.
Saat ini, proses konstruksi diketahui telah mencapai 80 persen. Hingga kini ini telah memasuki tahap pengaliran sungai. Hal ini sudah pernah ujicoba kegiatan pengelakan sungai (River Divertion), kata I Made Rame staf PU Balai Sungai Wilayah Sungai-IV Kendari.
Ia mengatakan, kehadiran bendungan Ladongi ini diharapkan dapat mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 hektare secara berkelanjutan sehingga diharapkan produktivitas lahan pertanian meningkat. Manfaatnya, daerah dengan mayoritas petani tersebut bisa mendapat keuntungan lebih besar dalam satu tahun.
"Saat ini, sawah-sawah disekitar Bedungan Ladongi dapat memproduksi 22.120 ton padi per tahun. Dengan telah terbangunnya Bendungan Ladongi nanti, maka ditargetkan air yang dialirkan dapat membantu peningkatan produksi padi menjadi 54.060 ton per tahun," ujar Made yang juga putra Kecamatan Ladongi-Koltim.
Selain dapat dinikmati petani, Bendungan Ladongi juga akan menjadi sumber air baku sebesar 0,12 m3 per detik, pembangkit energi listrik sebesar 1,3 MW serta mereduksi banjir sebesar 132,25 m3 per detik.
"Jadi di kawasan Bendungan Ladongi ini juga diperkirakan dapat membuka potensi sektor wisata baru di daerah Sulawesi Tenggara khususnya Kolaka Timur," Ujar Nerva Diaz,
salah satu pengawas PT HKBK dan Irfan Al Akbar dari pihak Konsultan.
Baca juga: Gubernur Sultra uji coba pengalihan air sungai Bendungan Ladongi
Sebelumnya, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari Ir Haeruddin C.Maddi mengatakan bahwa Bendungan Ladongi yang terus digenjot itu diharapkan bisa selesai sesuai waktu yang diharapkan.
"Harapan kami, penyelesaian seluruh kegiatan proyek ini diharapkan paling lambat Juni 2020," katanya.
Bupati Kolaka Timur Tony Herbiansyah mengapresiasi progress kelancaran pembangunan proyek KSO Hutama Karya dan Bumi Karsa ini.
"Kami mengapresiasi kinerja Hutama Karya dan Bumi Karsa dalam pembangunan proyek ini. Kami berharap, proyek ini dapat segera selesai on time karena dapat berdampak pada peningkatan potensi agrobisnis di wilayah Kolaka Timur dimana secara geografis wilayah ini memiliki potensi yang baik untuk hal tersebut. Muaranya adalah tentu untuk kesejahteraan masyarakat," ujar Tony.