50 ton sampah terkumpul melalui kerja bakti di Wakatobi
Kendari Antaranews Sultra) - Sekitar 50 ton sampah dikumpulkan dalam kerja bakti massal yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang melibatkan semua komponen masyarakat dalam rangkaian peringatan hari peduli sampah nasional (HPSN).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Wakatobi, Jaemuna, melalui pesan singkat yang diterima di Kendari, Jumat mengatakan kepedulian masyarakat dan instansi terkait dalam mengumpulkan sampah sudah wajib, agar Wakatobi dapat menjadi penyumbang pengurangan sampah lautan.
Ia mengatakan, kerja bakti massal itu diikuti semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemda Wakatobi, TNI, Polri, dan sejumlah siswa dari tingkat SD sampai SMA, serta sejumlah organisasi lingkungan yang digelar serentak di semua wilayah Wakatobi seperti di Kecamatan Kaledupa, Tomia, dan Binongko.
Jaemuna mengatakan, sejak beberapa minggu lalu, pihaknya mengirim surat ke semua camat se-Wakatobi untuk menginstrusikan kepada kepala desa berserta masyarakatnya dan instansi pemerintahan di tingkat kecamatan untuk melakukan kerja bakti bersama.
"Dari jauh-jauh kami menyurat ke seluruh camat se-Wakatobi agar memberitahukan pemerintahan desa, puskesmas, sekolah mulai dari TK sampai SMA agar serempak kerja bakti massal dan dilakukan pada Kamis (21/2)," ujar Jaemuna.
Hasil kerja bakti massal, lanjut Jaemuna, telah mengumpulkan sekitar 25 sampai 30 ton sampah yang dipungut para ibu di Pulau Wangi-wangi. Sementara di Wakatobi 2 (Kaledupa, Tomia, Binongko), sampah dihasilkan sekitar 20 hingga 25 ton.
Mantan bupati Wakatobi, Hugua dalam keterangan terpisah mengatakan, sampah plastik di Wakatobi memang belum dapat kita pastikan asalnya, apakah dari masyarakat pesisir, kapal yang melintas, atau bahkan dari pulau atau negara lain.
"Namun, bukan berarti kita bisa saling lempar tanggung jawab dan memperjuangkan pendapat masing-masing," katanya.
Agar masalah sampah plastik dapat teratasi, yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana startegi serta tindakan yang tepat untuk mengurangi sampah plastik di lautan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk setiap saat menjaga kebersihan lingkungan disekitarnya, tuturnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Wakatobi, Jaemuna, melalui pesan singkat yang diterima di Kendari, Jumat mengatakan kepedulian masyarakat dan instansi terkait dalam mengumpulkan sampah sudah wajib, agar Wakatobi dapat menjadi penyumbang pengurangan sampah lautan.
Ia mengatakan, kerja bakti massal itu diikuti semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemda Wakatobi, TNI, Polri, dan sejumlah siswa dari tingkat SD sampai SMA, serta sejumlah organisasi lingkungan yang digelar serentak di semua wilayah Wakatobi seperti di Kecamatan Kaledupa, Tomia, dan Binongko.
Jaemuna mengatakan, sejak beberapa minggu lalu, pihaknya mengirim surat ke semua camat se-Wakatobi untuk menginstrusikan kepada kepala desa berserta masyarakatnya dan instansi pemerintahan di tingkat kecamatan untuk melakukan kerja bakti bersama.
"Dari jauh-jauh kami menyurat ke seluruh camat se-Wakatobi agar memberitahukan pemerintahan desa, puskesmas, sekolah mulai dari TK sampai SMA agar serempak kerja bakti massal dan dilakukan pada Kamis (21/2)," ujar Jaemuna.
Hasil kerja bakti massal, lanjut Jaemuna, telah mengumpulkan sekitar 25 sampai 30 ton sampah yang dipungut para ibu di Pulau Wangi-wangi. Sementara di Wakatobi 2 (Kaledupa, Tomia, Binongko), sampah dihasilkan sekitar 20 hingga 25 ton.
Mantan bupati Wakatobi, Hugua dalam keterangan terpisah mengatakan, sampah plastik di Wakatobi memang belum dapat kita pastikan asalnya, apakah dari masyarakat pesisir, kapal yang melintas, atau bahkan dari pulau atau negara lain.
"Namun, bukan berarti kita bisa saling lempar tanggung jawab dan memperjuangkan pendapat masing-masing," katanya.
Agar masalah sampah plastik dapat teratasi, yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana startegi serta tindakan yang tepat untuk mengurangi sampah plastik di lautan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk setiap saat menjaga kebersihan lingkungan disekitarnya, tuturnya.