Kendari (Antaranews Sultra) - Petani pemilik lahan persawahan seluas 100 haktare di beberapa desa di Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, merasa resah karena tanaman yang siap panen terendam air akibat curah hujan yang tinggi.
Desa dan kelurahan yang areal sawahnta terendam air berada di Kelurahan Wanggudu, Desa Puuwanggudu dan Desa Wanggudu Raya.
Pemilik lahan Arwan (28) melalui telepon dari Wanggudu, Minggu, mengatakan petani terpaksa panen dengan menumpang sampan atau perahu kecil meskipun hasil panen tidak bisa maksimal.
"Diperkirakan padi yang bisa diselamatkan sekitar 30 persen dari luas areal yang terendam 100 hektare. Ini banjir kiriman dari Sungai Lasolo yang meluap," kata Arwan.
Air bah yang merendam areal persawahan petani karena curah tinggi beberapa hari terakhir mengakibatkan Sungai Lasolo meluap.
Beruntung sebagian petani menanam padi bibit lokal jenis pelita dan bibit padi asal Korea yang tumbuhnya cepat, batang besar dan tinggi, sehingga buahnya tidak terendam banjir.
"Kami (petani) bersyukur kepada Pak Bupati Konawe Utara Ruksamin dan Wakil Bupati Rauf yang memprogramkan penanaman bibit padi Korea yang tahan penyakit dan pertumbuhan cepat," kata petani lainnya, Andi Jumawi (42).
Ia mengharapkan Dinas Pertanian Konawe Utara memperbanyak bibit padi asal Korea dan menyosialisasikan keunggulannya sehingga petani tertarik bibit padi impor tersebut.
"Daripada impor beras lebih baik menggunakan bibitnya lebih hemat dan tidak terkesan pemerintah dan petani Indonesia gagal memenuhi kebutuhan sendiri," ujar Andi yang berlatar belakang wartawan.