Kendari (Antaranews Sultra) - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulawesi Tenggara baik yang berstatus ASN atau pun yang masih honorer berkomitmen untuk bersikap netral pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.
Ketua PGRI Sultra, Abdul Halim Momo, di Kendari, Kamis, mengatakan guru sebagai tenaga pengajar untuk fukos saja kepada tugas mengajar dan mendidik anak bangsa supaya bisa pintar dan cerdas.
"Jangan malah sibuk ikut berurusan politik. Walaupun, tidak bisa dipungkiri politik merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) bahkan menjadi hak dasar semua orang," katanya.
Menurut dia, PGRI ini organisasi profesi, 90 persen anggota PGRI itu 75 persennya adalah ASN sehingga diimbau agar netralitas itu jangan hanya slogan saja.
Dikatakan, guru tentunya memiliki pilihan-pilihan dalam Pilkada siapa yang dijagokan. Tetapi harus memakai cara-cara yang pintar, cantik dan cerdik untuk mendukungnya.
Sehingga tidak terkesan diperlihatkan sehingga menyalahi aturan-aturan yang sudah ditetapkan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
"Kita tentunya memiliki pilihan dalam Pilkada ini, tentunya kita harus pintar, cantik dan cerdik memerankannya. Jangan menjadi vulgar diperlihatkan karena itu sudah menyalahi aturan Bawaslu dan ada regulasi yang yang mengatur itu," katanya.
"Saya mengimbau guru tetap menjaga netralitas dan jangan terjerumus dalam politik praktis karena regulasinya memang ada," katanya.