Kendari, Antara Sultra - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak memiliki data akurat mengenai jumlah penduduk miskin yang tersebar di 15 kabupaten dan dua kota di provinsi itu.
"Oleh karena tidak adanya data penduduk miskin yang akurat, menyebabkan program pengentasan kemiskinan di daerah tidak berhasil menekan angka penduduk miskin," katanya di Kendari, Sabtu.
Menurut dia, jumlah penduduk miskin di daerah ini sejatinya terus menurun dari tahun ke tahun karena setiap tahun Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat menggelontorkan dana pemberdayaan ekonomi rakyat miskin yang tidak sedikit.
Namun, kenyataan yang terjadi kata dia, jumlah penduduk miskin berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS, justeru bertambah di tahun 2016.
"Data penduduk miskin di Sultra berdasarkan data BPS bertambah menjadi 327.290 tahun 2016, sedangkan di tahun 2015 jumlah penduduk miskin ribu 326.870 jiwa," katanya.
Menurut dia, bertambahnya jumlah penduduk miskin tersebut disebabkan oleh data jumlah penduduk miskin di daerah ini yang tidak akurat.
Para penduduk miskin, kata dia, hanya dicatat sebagai penduduk miskin tetapi alamat tempat tinggal yang bersangkutan tidak jelas.
"Akibat tidak akuratnya data itu, menyebabkan berbagai program pemberdayaan ekonomi yang digulirkan pemerintah untuk penduduk miskin banyak yang salah sasaran," katanya.
Meski jumlah penduduk miskin bertambah menurut data BPS kata dia, namun pertumbuhan ekonomi Sultra mengalami pertumbuhan yang cukup bagus.
"Pertumbuhan ekonomi Sultra sekarang mencapai hampir sembilan persen, sedangkan tahun-tahun sebelumnya berada pada angka di bawah delapan persen," katanya.