Nusa Dua, Bali (Antara News) - Sekretaris Jenderal ASEAN, Le Luong Minh mengapresiasi upaya penanggulangan terorisme di Indonesia termasuk berhasil melumpuhkan teroris paling dicari yakni Santoso.
"Pada kesempatan ini saya sampaikan selamat kepada Pemerintah Indonesia atas upayanya yang berhasil melumpuhkan salah satu teroris paling dicari," katanya pada pembukaan Pertemuan Internasional Penanggulangan Terorisme (IMCT) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Menurut dia, di kawasan ASEAN, Indonesia memimpin kerja sama upaya penanggulangan terorisme dalam penegakan hukum dalam kerangka pertemuan tingkat menteri ASEAN terkait kejahatan lintas negara.
Selain itu, ia menyebutkan peran Indonesia yang ikut mendirikan pembahasan terkait penanggulangan terorisme saat pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN-Plus.
Meski demikian, Lu menyerukan kepada negara-negara di kawasan untuk memperkuat kerja sama bilateral dan multilateral baik dalam hal koordinasi dengan lembaga keamanan hingga pelatihan dan memperkuat pengawasan di perbatasan negara.
Hal tersebut mengingat masih eksisnya ideologi ISIS yang menyebar di kawasan dengan adanya sejumlah serangan yang memiliki korelasi.
Serangan teroris itu di antaranya di Bandara Istanbul Turki, serangan di Nice Prancis, penyanderaan di Dhaka Bangladesh, serangan teroris di sebuah tempat hiburan di Kuala Lumpur hingga serangan bunuh diri di Jakarta dan Markas Polisi di Solo.
"ASEAN mengutuk segala bentuk kekerasan dan serangan teroris, organisasi ekstrimis dan kelompok radikal sebagai ancaman kepada semua kawasan di dunia," ucapnya.
ASEAN, lanjut dia, sejak tahun 1997 telah melahirkan deklarasi terkait kejahatan lintas negara hingga kerja sama menanggulangi terorisme yang sudah diratifikasi Januari 2013 oleh negara anggota ASEAN.
Pada pertemuan tingkat tinggi ke-27 ASEAN 2015, para pemimpin telah menyepakati untuk mengadopsi cetak biru keamanan dan politik ASEAN 2025 untuk menghadapi tantangan terorisme.
"Cetak biru itu juga menekankan komitmen ASEAN untuk memperkuat kerja sama melawan terorisme, termasuk kerja sama mencegah dan menekan aliran pejuang teroris asing dan tukar menukar informasi dalam metode operasional, pergerakan, pendanaan dan aktivitas lain terorisme," ujarnya.