Kupang (Antara News) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Brigjen Pol Untung Yoga Ana, meninjau langsung lokasi kejadian pembakaran gedung kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Sabtu.
"Kami segera terbang ke SBD untuk melihat situasi dan kondisi di sana secara langsung," kata Kapolda Nusa Tenggara Timur Brigjen Pol Untung Yoga Ana, melalui Kabid Humas AKBP Okto Riwu, di Kupang, Sabtu.
Menurut Okto pemantauan langsung di Kabupaten Sumba Barat Daya, selain untuk melihat kondisi dan situasi secara langsung dari dekat, juga guna memberikan motivasi serta petunjuk pelaksanaan penanganan pengamanan di daerah itu.
Kapolda, menurut Okto, ingin memberikan sejumlah petunjuk setelah melihat langsung kondisi keamanan di daerah itu pascainsiden pembakaran kantor KPU SBD itu.
"Bapak Kapolda ingin memberikan sejumlah petunjuk langsung kepada personel yang saat ini ada di lapangan," kata Okto yang mengaku segera terbang bersama rombongan Kapolda menggunakan helikopter milik Polri itu.
Terkait penambahan personel untuk pengamanan di Sumba Barat Daya, Okto mengaku, akan dilakukan, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat ancaman yang berlaku. "personel tambahan akan didorong ke SBD dan itu sudah protap," kata Okto dan mengaku belum mengetahui jumlah persis tambahan personel yang akan dikirim ke SBD.
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dilaporkan dibakar massa, Jumat (28/3).
Logistik pemilu legislatif, termasuk surat suara DPD, DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten yang sudah disortir, dilipat dan dipaking, ludes terbakar. Polisi mengamankan sekitar 100 orang warga.
Api tidak cepat menjalar karena logistik dalam kondisi tertumpuk. Meski demikian, aparat keamanan dan warga tidak berani masuk untuk menyelamatkan barang-barang, termasuk logistik, karena massa menaruh beberapa bom molotov di dalam ruangan.
Upaya pemadaman api menggunakan mobil water canon milik Polres Sumba Barat dilakukan dengan bantuan beberapa unit mobil tangki, termasuk milik Dinas Pekerjaan Umum setempat, tidak cukup membantu karena kehabisan air. Tidak ada sumber air di dekat lokasi kejadian.
Hingga pukul 18.00 Wita, api belum berhasil dipadamkan. Terdengar beberapa kali bunyi ledakan, yang diduga bom molotof.
Setelah membakar, massa bergerak pulang dengan menumpang dua unit truk, masing-masing dengan nomor polisi L-9092-UP dan B-9214-GYU. Saat itu, polisi mencegat dan mengamankan 100 warga di markas Polsektif Loura untuk dimintai keterangan.
Beberapa saksi mata menjelaskan, awal kejadian sekitar pukul 14.30 Wita. Setelah turun dari mobil, massa langsung melempar batu ke arah kantor KPU SBD. Kaca pintu dan jendela pecah. Bersamaan dengan itu warga merangsek masuk dan menyiram bensin kemudian menyulut dengan api.
Aparat kepolisian yang menjaga gedung kantor terebut, sempat menghalau upaya massa untuk menerobos masuk gedung tersebut, namun tidak berhasil, karena jumlah demonstran terlampau banyak.
Massa juga mempersenjatai diri dengan anak panah dan parang sehingga, membuat sulit bagi aparat kepolisian yang menjaga gedung tersebut, untuk menghalaunya.